Mata Pelajaran : Hidrolik
dan Kompresor (KK 1)
Kelas/Semester : X (Sepuluh)
/ Genap
Hari/Tanggal : Kamis / 13
JUNI 2013
Waktu : 07.30 –
09.15 Wita
Jawablah
pertanyaan berikut dengan tepat!
1.
Sebut dan jelaskan jenis-jenis
kompresor udara!
2.
Jelaskan prinsip kerja
kompresor udara jenis piston kerja tunggal!
3.
Jelaskan faktor-faktor yang
harus diperhatikan pada saat pembelian kompresor!
4.
Jelaskan faktor-faktor yang
harus diperhatikan pada saat menginstalasi kompresor udara!
5.
Jelaskan pengujian yang
dilakukan setelah proses instalasi kompresor udara selesai untuk pertama
kalinya!
6.
Jelaskan apa yang dilakukan
pada pemeriksaan operasi harian!
7.
Jelaskan apa yang dilakukan
pada pemeriksaan operasi rutin!
8.
Jelaskan gangguan apa yang
sering ditemukan pada kompresor udara dan kemungkinan penyebabnya!
9.
Jelaskan apa yang perlu
dilakukan pada kompresor udara yang tidak aktif lebih dari 1 bulan!
10. Jelaskan klasifikasi kompresor berdasarkan kontruksinya!
SELAMAT MENGERJAKAN!!!
JAWABANNYA!!!
1. Jenis-jenis kompresor udara terdiri dua kelompok utama
yaitu :
a.
kompresor
perpindahan Yaitu kompresor yang bekerja menaikkan tekanan udara dengan
memperkecil/ memampatkan volume udara ke dalam ruang silinder atau stator oleh
torak atau sudu. Kompresor perpindahan dikelompokkan lagi menjadi dua jenis
yaitu kompresor torak bolakbalik (reciprocating piston compressor) dan
kompresor torak putar (rotary piston compressor). Kompresor torak bolak balik
ada dua jenis yaitu kompresor piston dan kompresor diafragma, sedangkan
kompresor torak putar terdiri tiga jenis yaitu kompresor sudu (vane), kompresor
skrup (screw) dan kompresor sayap (roots).
b.
kompresor aliran/
turbo Yaitu kompresor yang bekerja manaikkan tekanan udara dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeller atau dengan gaya angkat yang
ditimbulkan oleh sudu. Kompresor aliran terbagi menjadi dua jenis yaitu aliran
aksial dan aliran radial.
2. Prinsip kerja kompresor udara jenis piston kerja
tunggal (satu tingkat) yaitu terdiri dari langkah isap, langkah kompresi/ tekan
dan langkah pengeluaran. Langkah isap adalah bila poros engkol berputar searah
putaran jarum jam, torak bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati
bawah (TMB). Tekanan negatif terjadi pada ruangan di dalam silinder yang
ditinggalkan torak sehingga katup isap terbuka oleh perbedaaan tekanan dan
udara terisap masuk ke silinder. Langkah kompresi terjadi saat torak bergerak
dari TMB ke TMA, katup isap dan katup buang tertutup sehingga udara dimampatkan
dalam silinder. Langkah keluar adalah saat torak meneruskan gerakannya ke TMA,
tekanan di dalam silinder akan naik sehingga katup keluar akan terbuka oleh
tekanan udara sehingga udara akan keluar.
3. Kriteria pemilihan kompresor saat pembelian adalah
disesuaikan dengan maksud penggunaan kompresor dengan faktor-faktor antara lain
adalah debit kompresor (volume gas yang dihasilkan), tekanan keluar kompresor
(tekanan kerja), jenis/ tipe kompresor, tenaga penggerak kompresor, alat-alat
pengaturan/ pengamanan, system pendinginan dan volume tangki penampung udara
bertekanan. Faktor fluida gas yang meliputi kondisi, sifat, kelembaban,
temperatur dan jenis gas yang ditangani juga perlu diperhatikan. Demikian juga
faktor biaya investasi (harga), biaya operasi dan biaya perawatan/ pemeliharaan
patut juga dipertimbangkan.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat instalasi kompresor
antara lain adalah : pemilihan tempat instalasi kompresor, kondisi lingkungan
pengisapan, pondasi dan pemasangan, pemipaan dan instalasi listrik. Pemilihan tempat
harus memperhatikan faktor pengguna, keamanan, pemeliharaan dan ventilasi.
Lingkungan pengisapan harus bersuhu kurang dari 40oC, bersih
dari debu dan kotoran dan udaranya sekering mungkin. Pondasi dan pemasangan
kompresor menjamin kompresor bekerja dengan baik dan aman dari kerusakan.
Pemipaan memerlukan ketelitian dan kecermatan karena akan menjamin penyaluran
tekanan kerja sampai pada pemakai. Instalasi listrik sangat penting
diperhatikan terutama pada kompresor dengan penggerak utama motor listrik.
Ukuran dan kapasitas kabel, saklar dan sekring akan sangat berpengaruh pada
kinerja dan keamanan.
5. Pengujian yang dilakukan setelah proses instalasi kompresor
udara selesai untuk pertama kalinya antara lain adalah : memastikan kondisi
instalasi kompresor tepat dan aman, instalasi listrik tepat dan aman dan
pemipaan tepat dan aman, baru kemudian melakukan pengujian kerja kompresor yang
meliputi arah putaran kompresor, operasi tanpa beban, operasi dengan beban
sebagian, pengujian peralatan pengatur/ pengaman/ pelindung, operasi stationer
dan penghentian operasi.
6. Operasional
kompresor tiap harinya menuntut adanya pelayanan dan perawatan yang perlu
dilakukan, antara lain :
a.
Sediakan buku
catatan operasi yang harus diisi setiap hari dengan data-data : temperatur
disetiap bagian yang penting, tekanan kerja, konsumsi minyak pelumas,
kebocoran-kebocoran (udara, minyak dan air), fluktuasi tekanan hidrolik,
perubahan bunyi dan getaran serta hal-hal lain yang dirasa penting untuk
dicatat.
b.
Katup pengaman harus
dioperasikan manual sekali tiap hari.
c.
Zat cair di dalam
tangki udara dan pemisah harus dikuras dua kali tiap hari.
d.
Pastikan bahwa
meter-meter bekerja dengan baik (jarum manometer dapat bergerak dengan harus
dan dapat menunjuk skala nol saat tekanan kosong.
e.
Pastikan bahwa
katup pengatur tekanan dan tombol tekanan akan bekerja pada daerah tekanan yang
sesuai. Lakukan penyetelan jika tidak sesuai.
7. Pemeriksaan operasi rutin dilakukan karena kompresor
mempunyai berbagai bagian yang mendapat beban tumbukan dan yang saling meluncur
dengan tekanan permukaan yang besar. Selain itu getaran mekanis serta denyutan
tekan merupakan hal yang tak dapat dihindari. Karena itu jika diingini umur
yang panjang danperformansi yang tetap baik, kompresor harus dioperasikan dengan
benar serta dilakukan pemeriksaandan pemeliharaan dengan cermat serta diperiksa
secaraperiodik. Prosedur pemeriksaan rutin diberikan dalamTabel 12.. Jangka
waktu pemeriksaan rutin bervariasitergantung pada masing-masing produk. Jadi
tabeltersebut hanya dapat dipergunakan sebagai pedomanumum. Pedoman yang lebih
terperinci harus diambil dari buku petunjuk dari pabrik kompresor yang
bersangkutan.
8. Gangguan yang sering terjadi pada kompresor udara dan
penyebabnya adalah :
a.
Pembebanan lebih
dan pemanasan lebih pada motor Kemungkinan penyebabnya antara lain adalah daya
motor kurang, instalasi listrik motor salah (putaran terbalik), terjadi hubung
singkat, salah satu kabel pada jalur 3-phase putus, slip pada sabuk-V, efek
roda gaya tidak cukup, viskositas minyak pelumas terlalu tinggi/ rendah,
pengisian lebih (supercharging) karena pulsasi tekanan dan penyumbatan pada
saringan dan pipa.
b.
Udara keluar
terlalu panas
Kemungkinan
penyebabnya antara lain adalah kondisi lingkungan dalam ruang kompresor jelek,
karbonisasi minyak pelumas, katup keluar rusak(aliran balik) dan sistem
pendingin yang tidak bekerja dengan baik.
c.
Katup pengaman
sering terbuka
Hal tersebut biasa
terjadi karena penyetelan yang tidak tepat atau karena memang pegas katup terlalu
lemah.
d.
Bunyi dan Getaran
Bunyi dan getaran
pasti terjadi hanya saja jika hal itu tidak normal berarti menandakan adanya
kerusakan/ keausan/ ketidak normalan. Bunyi dan getaran biasanya disebabkan
oleh : kelonggaran yang berlebihan karena keausan, pemasangan dan pelurusan
yang tidak tepat, getaran sabuk dan fluktuasi momen puntir, getaran pipa karena
resonansi dan karena mesin penggerak.
e.
Korosi
Bagian-bagian yang
sering korosi adalah tangki udara, ruang pengeluaran udara dari kompresor,
pendingin antara dan pembebas beban. Korosi disebabkan oleh : terjadinya
kondensasi uap air, adanya bahan korosif dalam udara isap, perembesan air
pendingin terutama air laut, kualitas pelumas yang jelek, terjadinya reaksi minyak
pelumas dan bahan tembaga atau karena perawatan yang tidak baik.
f.
Tekanan tidak dapat
naik atau naik terlalu lambat
Terdapat kebocoran
( pada pembuang air, paking, sekrup, katup pengaman, tabung dan pipa-pipa), katup
pengaman rusak, manometer rusak, saringan udara masuk kotor, adanya penyumbatan
pada pipa
g. Tekanan melebihi tekanan normal
Manometer rusak, tombol tekanan, katup
pengatur tekanan atau katup pengaman rusak.
h. Terdapat suara abnormal
Pemasangan tidak tepat, motor rusak, torakmembentur
katup, adanya komponen gerak yang aus
i.
Minyak pelumas cepat
habis
Cincin torak, torak dan atau dinding
silinder mengalami keausan, serta katup pengaman rusak
j.
Motor overheating
Terjadi kemacetan bagian-bagian yang
bergerak pada kompresor, konsleting listrik dan atau motor rusak
k. Kompresor tidak berjalan motor tidak mendengung
Instalasi listrik putus, tombol tekanan
rusak, motor rusak, pelindung motor dalam keadaan bekerja
l.
Kompresor tidak
berjalan motor mendengung
Tegangan listrik sumber turun, udara bocor
dari katup udara, motor rusak
9. Jika kompresor tidak dipakai untuk jangka waktu lama (tidak
aktif), seolah-olah kompresor ini dalam keadaan beristirahat. Namun dalam
keadaan tidak dipakai, kompresor akan berkarat, berdebu, mutu minyaknya
menurun, terjadi pengembunan uap air, pembekuan, korosi karena kandungan gas
yang korosif, dsb. Jika nanti akan digunakan lagi, kompresor dapat mengalami gangguan
seandainya tidak dipelihara dengan baik pada waktu tidak dipakai. Apabila
kompresor tidak dipergunakan selama lebih dari sebulan perlu dilakukan hal-hal
berikut.
a.
Jika keadaan lingkungan
banyak berdebu, kompresor harus ditutup dengan lembar plastic pada tempat pernafasan
kotak engkol, perapat poros, tutup katup, pompa minyak, instrumentasi, dsb.
b.
Jika mungkin,
instrumen-instrumen dibuka dan disimpan.
c.
Katup-katup harus
tertutup sepenuhnya untuk mencegah pipa-pipa kemasukan debu, atau air hujan.
d.
Minyak pencegah karat
atau gemuk harus dilapiskan pada bagian dalam kompresor. Kompresor harus diputar
dengan tangan sekali sebulan untuk mencegah pengkaratan dan untuk meratakan
minyak pelumas. Jika kompresor masih terhubung dengan sumber tenaga listrik,
maka dapat dijalankan selama 10 menit tiap hari tanpa beban. Dalam hal ini
tidak diperlukan langkah-langkah pencegahan debu dan karat seperti disebut di
atas.
e.
Jika kompresor
masih terhubung dengan sumber listrik dan tidak akan dipergunakan dalam jangka waktu
sangat lama, sebaiknya semua tombol dikunci supaya tidak dapat dijalankan
secara tak sengaja
10. Kompresor juga dapat diklasifikasikan atas dasar konstruksinya
seperti diuraikan sebagai berikut :
a.
Klasifikasi
berdasar jumlah tingkat kompresi ( mis : satu tingkat, dua tingkat, … , banyak
tingkat)
b.
Klasifikasi
berdasarkan langkah kerja ( mis : kerja tunggal/ single acting dan kerja ganda/
double acting)
c.
Klasifikasi
berdasarkan susunan silinder “khusus kompresor torak” (mis: mendatar, tegak,
bentuk L, bentuk V, bentuk W, bentuk bintang dan lawan imbang/ balans oposed)
d.
Klasifikasi
berdasarkan cara pendinginan (mis : pendinginan air dan pendinginan udara)
e.
Klasifikasi
berdasarkan transmisi penggerak (mis: langsung, sabuk V dan roda gigi)
f.
Klasifikasi
berdasarkan penempatannya (mis : permanen/ stationary dan dapat
dipindah-pindah/ portable)
g.
Klasifikasi
berdasarkan cara pelumasannya (mis : pelumasan minyak dan tanpa minyak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar