BAB 5
RANCANGAN PROPOSAL PTK
Bagaimana cara menyusun proposal PTK? Apa sajakah komponen dari sebuah proposal PTK?
Bagaimana cara menuangkan ide pada latar belakang masalah? Apa yang perlu Anda
tuliskan pada kajian pustaka? Lalu, bagaimana Anda merancang penelitian yang
akan dilaksanakan?
Berbagai
pertanyaan tersebut akan dibahas dalam modul ini. Merancang proposal PTK
mungkin merupakan kesulitan tersendiri. Sesungguhnya bila Anda telah memiliki
gagasan masalah penelitian, maka Anda telah memiliki nyawa bagi proposal yang
akan Anda rancang.
1. KOMPONEN
DAN PERANCANGAN PROPOSAL PTK
a.
Tujuan dan Manfaat Proposal PTK
Mengapa
sebelum melakukan PTK Anda perlu merancang proposal? Proposal PTK merupakan
paparan rencana kegiatan yang dituliskan atau dituangkan dalam narasi. Anda
menjabarkan rencana kegiatan secara terorganisir dengan berpijak pada gagasan masalah.
Jadi, intisari dari proposal penelitian berisi gagasan masalah yang akan diselesaikan,
rencana pemecahan masalah, dan alasan tentang pentingnya masalah itu untuk
diselesaikan.
Alur
berpikir dalam menyusun proposal harus logis dan sistematis yang terlihat dari keterkaitan
antara komponen-komponen proposal yang satu dengan lainnya. Tujuannya agar
rangkaian rencana tindakan dapat terarah, sistematis dan mencapai tujuan.
Dengan demikian, proposal ini akan menjadi pedoman Anda dalam melaksanakan PTK.
b.
Komponen Proposal PTK
Proposal
PTK pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu Pendahuluan, Kajian
Pustaka, dan Metode Penelitian. Komponen pada Pendahuluan umumnya terdiri atas
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan ada
yang menambahkan Identifikasi Masalah (diletakkan sebelum rumusan masalah) dan
Definisi Operasional. Bagian
Kajian Pustaka umumnya berisi landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka
pikir, dan hipotesis. Hipotesis dalam PTK adalah hipotesis tindakan sehingga
dituliskan sebagai “hipotesis tindakan”.
Komponen
pada Metode Penelitian umumnya terdiri atas Jenis Penelitian, Setting Penelitian,
Desain Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik
Analisis Data, Jadwal Pelaksanaan penelitian dan Indikator Keberhasilan. Bila penelitian
yang dilakukan dibiayai oleh sponsor ditambahkan pula Sumber Dana.
Berikut ini adalah dua alternatif sistematika
proposal PTK Sistematika Proposal PTK (Alternatif
1)
A. Judul
Penelitian
B. Latar
Belakang
C. Rumusan
Masalah
D. Tujuan
Penelitian
E. Manfaat
Penelitian
F. Kajian
Pustaka
G. Hipotesis Tindakan
H. Prosedur Penelitian (Rancangan dan Metode
Penelitian)
I. Jadwal
beserta rincian biaya
Sistematika
Proposal PTK (Alternatif 2)
Judul
Penelitian
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
belakang
B. Rumusan
masalah
C. Tujuan
Penelitian
D. Manfaat
Penelitian
E.
Definisi Opersional
Bab II
Kajian Pustaka
A.
Landasan Teori
B. Hipotesis
Tindakan
Bab III
Metode Penelitian
A. Subyek
Penelitian
B. Lokasi
Penelitian
C. Data dan sumber data
D. Instrumen penelitian
E.
Indikator Keberhasilan
F. Teknik
analisis data
G.
Tahap/Siklus penelitian
H. Jadwal
Pelaksanaan
I. Prakiraan
biaya
c. Perancangan Proposal PTK Bagian Pendahuluan
Pada
bagian sebelumnya telah dijelaskan komponen-komponen proposal. Lalu, bagaimana
cara mengisi komponen-komponen tersebut atau bagaimana teknik merancang
proposal PTK? Ikuti penjelasan berikut.
Latar
Belakang
Latar
belakang berisi paparan tentang kondisi yang seharusnya dan kondisi yang ada
sehingga terlihat adanya kesenjangan kondisi ideal yang seharusnya dilakukan dengan
fakta dilapangan atau biasa disebut dengan masalah. Dukungan dari hasil hasil penelitian
terdahulu akan memberikan landasan yang kokoh dalam argumentasi mengenai
urgensi maupun signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui tindakan
kelas yang diajukan. Kemudian rasional pentingnya masalah tersebut diselesaikan
dengan suatu tindakan dalam pembelajaran yang tertuang dalam PTK. Bagian yang
paling penting adalah disebutkannya tindakan yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah. Dalam hal ini Anda perlu menjelaskan alasan memilih
tindakan tersebut. Secara garis besar latar belakang berisi uraian:
- fakta-fakta pendukung,
- argumentasi teoritik tentang tindakan yang akan dipilih,
- hasil penelitian terdahulu (jika ada), dan
- alasan pentingnya penelitian ini dilakukan.
Sub bab
Latar Belakang ibaratnya wajah yang mencerminkan jati diri seseorang. Pada
Latar Belakang, Anda harus meyakinkan pembaca bahwa masalah tersebut betul-betul
masalah di kelas yang perlu, penting dan mendesak untuk diselesaikan. Untuk itu
kemukakan secara jelas bahwa masalah itu merupakan masalah yang nyata terjadi
di kelas. Anda dapat mengungkapkan kembali catatan case study dalam
sajian bahasa yang lebih formal.
Memulai
gagasan pada Latar Belakang tidak perlu terlalu jauh. Contohnya, jika hendak
membicarakan keaktifan siswa di kelas maka tidak perlu mengawalinya dengan
pasal 31 UUD 1945. Memulai gagasan pada Latar Belakang adalah dari hal yang
umum tapi tidak terlalu umum atau jauh. Kemudian agak spesifik pada permasalahan
yang akan dilakukan. Gagasan tersebut diungkapkan dalam kalimat-kalimat yang
alurnya harus logis artinya runtut dan saling terkait antara suatu kalimat
dengan kalimat berikutnya.
Penulisan
PTK adalah karya tulis ilmiah sehingga kata-kata didalamnya dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan. Contohnya, bila Anda mengatakan bahwa nilai matematika siswa
rendah disebabkan oleh kurangnya konsentrasi ketika mengikuti pembelajaran,
maka Anda harus memberikan argumentasi atas pernyataan tersebut dengan mengacu
pada hasil penelitian atau teori yang dapat dikutip dari buku atau jurnal.
Kemudian jika Anda mengatakan bahwa siswa kurang konsentrasi ketika belajar di
kelas, maka Anda juga harus memberikan bukti-bukti yang mendukung pernyataan
tersebut, misalnya data observasi, catatan guru, dan lain-lain.
Rumusan
Masalah
Rumusan
Masalah diperoleh dari pengerucutan masalah pada Latar Belakang, hal ini
menunjukkan adanya jalinan logis antara Latar Belakang dan Rumusan Masalah.
Untuk mengisi bagian ini, Anda tinggal menuliskan rumusan masalah yang telah
diperoleh sebelumnya. Anda boleh saja memberikan sedikit narasi sebelum Anda menyampaikan
rumusan masalahnya.
Tujuan
Penelitian
Pada
Tujuan Penelitian, Anda menyatakan apa yang menjadi tujuan melakukan penelitian.
Tujuan Penelitian harus bermuara dari Rumusan Masalah sehingga konsisten atau
sejalan. Pernyataan Tujuan Penelitian dirumuskan secara tegas yang ingin
dicapai, objektif dan keberhasilannya dapat dicek secara mudah.
Manfaat
Penelitian
Pada
Manfaat Penelitian, Anda menyampaikan nilai manfaat dari hasil penelitian yang
diperoleh bagi siswa, guru, sekolah, atau instansi terkait lainnya. Uraikan sumbangsih
hasil penelitian Anda terhadap kualitas pembelajaran sehingga tampak manfaatnya
terutama bagi siswa. Kemukakan pula inovasi yang akan dihasilkan dari
penelitian ini.
Definisi
Operasional
Pada
Definisi Operasional, Anda mendefinisikan istilah-istilah yang Anda gunakan
khususnya pada kalimat Judul Penelitian. Hal ini dimaksudkan agar terdapat
kesamaan persepsi mengenai arti atau makna istilah yang digunakan. Hal ini juga
diperlukan jika terdapat beragam definisi terhadap istilah yang sama, maka Anda
perlu menegaskan definisi mana yang digunakan. Definisi yang digunakan
ditentukan oleh dasar teori yang menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian.
Definisi istilah dalam penelitian tidak mengacu pada kamus melainkan pada dasar
teori yang digunakan dalam penelitian tersebut.
2. MENYUSUN
KAJIAN PUSTAKA
Setelah menyusun bab Pendahuluan, maka Anda kemudian
perlu mencari berbagai pustaka untuk dipelajari dan dikaji sebagai bekal
keilmuan dalam melakukan penelitian. Lalu, apa saja yang perlu Anda tuliskan pada kajian pustaka?
Bab Kajian
Pustaka ibaratnya tubuh pada manusia yang menjadi penopang. Tubuh yang ideal tentu ukurannya harus
proposional dan lebih besar daripada kepala (bab pendahuluan). Hal ini
dimaksudkan agar Anda memiliki bekal ilmu yang memadai untuk melakukan
penelitian. Semakin banyak buku yang dibaca dan dijadikan acuan tentu semakin
terbuka wawasan Anda. Luasnya wawasan akan membuka pandangan Anda terhadap
masalah penelitian yaitu menjadi lebih aktual dan akurat. Secara sederhana,
jumlah halaman untuk Kajian Pustaka harus lebih banyak daripada jumlah halaman
untuk Latar Belakang. Namun demikian, tentunya tidak asal menulis agar jumlah
halaman bertambah banyak sehingga isinya tidak ada kaitan dengan masalah penelitian.
Pada bab
Kajian Pustaka, Anda menuliskan berbagai sumber kajian yang relevan dengan
masalah penelitian Anda. Uraian tersebut tidak hanya berupa pembahasan tapi juga
analisis dan kesimpulannya. Bab Kajian Pustaka umumnya berisi penjelasan mengenai
landasan teori, hasil penelitian yang relevan, Kerangka Pikir dan Hipotesis Tindakan.
1.
Landasan Teori
Landasan
teori membahas semua variabel pada judul penelitian dari perspektif teoritik.
Contoh
landasan teori yang diperlukan untuk PTK berjudul “Meningkatkan keaktifan mempelajari
materi mengubah pecahan biasa menjadi persen dengan pembelajaran kooperatif
tipe STAD siswa kelas V SD”
Pada judul
tersebut terdapat beberapa kata kunci yaitu: keaktifan, konsep bilangan pecahan,
pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa kelas V SD. Oleh karena itu, setidaknya
Anda memerlukan landasan teori untuk semua kata kunci dari judul penelitian
tersebut. Anda perlu mempelajari dan menuliskan berbagai teori tentang
keaktifan. Tentu yang dimaksud disini adalah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Kemudian Anda perlu mempelajari dan menuliskan berbagai teori mengenai
bagaimana membelajarkan konsep bilangan pecahan khususnya materi mengubah
pecahan biasa menjadi persen. Mengapa teori tentang pembelajaran konsep
bilangan pecahan dan bukan teori bilangan pecahan itu sendiri? Yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah pembelajarannya dan bukan mengenai bilangan pecahannya.
Ingat pada saat kegiatan menganalisis masalah bahwa masalah ini lebih cenderung
pada strategi pembelajarannya dan bukan materi (subject matter). Anda juga
perlu mempelajari dan menuliskan teori pembelajaran kooperatif. Kemudian secara
khusus Anda membahas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Selain itu
yang tak kalah penting adalah Anda perlu membahas karakteristik siswa SD khususnya
kelas V misalnya bila ditinjau dari teori psikologi perkembangan.
Berikut
alternatif rancangan kajian pustaka yang sesuai untuk judul PTK tersebut.
- Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
- Pengertian pembelajaran Matematika
- Pengelolaan Pembelajaran Matematika
- Pembelajaran Konsep Bilangan Pecahan di SD
- Pengertian Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika
- Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
- Pengertian dan Prinsip Pembelajaran Kooperatif
- Berbagai Metode Pembelajaran Kooperatif
- Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Anda
memiliki gagasan masalah penelitian dan telah merumuskan masalahnya, serta telah
menentukan tujuan penelitian, maka Kajian Pustaka adalah bekal Anda untuk mencapai
tujuan tersebut. Sebelum melakukan penelitian setidaknya Anda telah memiliki
bekal konsep keilmuan dan teknis pelaksanaannya. Seorang yang akan meneliti
harus mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana terkait dengan
variabel penelitian. Bila relevan, harus mampu pula menjawab pertanyaan kapan,
siapa, dan dimana. Contoh untuk judul PTK tersebut, Anda akan meneliti tentang
keaktifan siswa, maka Anda harus tahu apa yang dimaksud dengan aktif dalam
konteks pembelajaran? Mengapa siswa tidak aktif? Bagaimana cara mengaktifkan
siswa?. Oleh karena itu, pembahasan dalam Kajian Pustaka setidaknya mampu
menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.
Pembahasan
berbagai teori tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara menjelaskan
berbagai pengertian diawal paragraf, kemudian pada paragraf akhir Anda
menganalisis lalu menyimpulkan. Kajian Pustaka bukan hanya berisi penjelasan tentang
pengertian-pengertian, namun lebih penting adalah menunjukkan adanya hubungan
sebab akibat. Bila dilakukan tindakan ini maka akan menimbulkan akibat apa.
Demikian gambaran dari analisis yang perlu Anda lakukan.
2.
Penelitian yang Relevan
Pada
Kajian Pustaka perlu disampaikan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mendukung
penelitian Anda. Utamanya merupakan argumentasi rekomendasi terhadap rencana
tindakan yang Anda pilih. PTK ibaratnya adalah proses terapi atau pengobatan
terhadap suatu penyakit dalam pembelajaran, maka dalam hal ini guru adalah sang
dokter. Dokter yang baik tentu tidak akan sembarangan dalam memberikan obat.
Obat atau terapi yang diberikan tentu dipilihkan yang diyakini akan berhasil.
Dasar dari keyakinan tersebut adalah hasil penelitian terdahulu yang membuktikan
bahwa terapi tersebut manjur.
3.
Kerangka Pikir
Kerangka
Pikir merupakan standing position atau pendapat pribadi peneliti setelah
mempelajari sekian banyak buku teori/kajian pustaka dan hasil penelitian orang
lain. Oleh karena itu, kerangka pikir hendaknya menunjukkan orisinalitas ide
atau arah pemikiran peneliti yang murni, bukan kutipan-kutipan melainkan
kata-kata peneliti sendiri yang dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan.
4.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis
Tindakan adalah tindakan yang akan dilaksanakan guna memecahkan masalah yang
diteliti dan adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti, hipotesis
tindakan merupakan pernyataan sementara peneliti berdasar kajian pustaka bahwa
jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi masalah itu. Pernyataan yang dituangkan harus tegas dan
diyakini kebenarannya.
5.
Mencari Sumber Kajian Pustaka dan Cara Penulisan Sumber
Untuk
mengisi komponen pada Kajian Pustaka, Anda perlu banyak membaca, belajar, baru
kemudian bisa menuliskan. Lalu, dari mana kita bisa mencari sumber kajian pustaka?
Sumber
kajian pustaka bisa dari buku, jurnal ilmiah, internet, makalah, atau dari majalah
ilmiah. Bila menggunakan buku, utamakan memilih buku terbitan tahun terbaru,
sehingga Anda tidak ketinggalan perkembangan informasi dan pengetahuan.
Untuk
memperoleh berbagai hasil penelitian yang relevan dengan penelitian Anda, jurnal
ilmiah merupakan sumber yang kaya. Internet juga merupakan media informasi yang
sangat kaya, Anda dapat mencari berbagai informasi dari berbagai sumber.
Caranya sangat mudah dengan memanfaatkan search engine seperti Google,
Anda tinggal menuliskan kata kunci maka berbagai informasi yang Anda cari akan muncul.
Misalnya ingin mengetahui kajian tentang pembelajaran bilangan pecahan di sekolah
dasar, maka Anda dapat menuliskan kata kunci: pembelajaran pecahan SD.
Bila
menggunakan sumber dari internet maka Anda perlu menyeleksi dengan cermat mana
informasi yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sumber
lain untuk memperluas wawasan adalah dengan mengikuti seminar, berbagai makalahnya
dapat Anda gunakan sebagai sumber kajian pustaka.
Apakah
Anda harus membaca dengan tuntas buku referensi? Bila mempunyai banyak waktu
sebelum melakukan penelitian maka lebih baik membaca buku tersebut dari awal
hingga akhir. Namun bila waktu Anda terbatas, cukup membaca bab atau sub bab
yang terkait dengan masalah penelitian Anda, kecuali bila penulis buku menyebutkan
pentingnya membaca buku tersebut secara urut. Hal ini dimaksudkan agar pembaca
tidak salah mengerti dan pembaca memiliki gambaran yang utuh.
Setiap
kutipan yang diambil dari berbagai referensi, Anda wajib mencantumkan sumbernya.
Berikut diberikan contoh menuliskan sumber kutipan:
Menurut
Suharsimi Arikunto (2008) penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal
yang statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan.
Penelitian
tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal yang statis, tetapi dinamis, yaitu
adanya perubahan (Suharsimi A, 2008)
Adapula
yang mencantumkan halaman buku dimana pernyataan yang dikutip tersebut berada,
contohnya sebagai berikut.
Menurut
Suharsimi Arikunto (2008: 7) penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut
hal-hal yang statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan.
Penelitian
tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal yang statis, tetapi dinamis, yaitu
adanya perubahan (Suharsimi A, 2008: 7)
Alternatif
aturan menuliskan sumber kajian pustaka pada bagian Daftar Pustaka adalah
sebagai berikut.
a. Daftar
disusun secara alfabetis naik.
b. Sumber
dari buku ditulis dengan urutan:
Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku (ditulis
miring/italic). Kota terbit: nama penerbit.
Contoh:
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi
Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Penerbit
Gadjah Mada University Press.
Arends, R.I. 2001. Diskusi Kelas (terjemahan oleh Budi Paramita). Surabaya:Penerbit UNESA.
c. Sumber
dari jurnal ditulis dengan urutan:
Nama
penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul tulisan (dalam tanda kutip). Nama jurnal
(ditulis miring/italic). Edisi jurnal, nomor jurnal, halaman jurnal.
Contoh:
Stoll, l. & Fink, D. 1992.
“Effecting School Change: the Halton Approach”. School effectiveness and
school improvement: an international Journal of Research, Policy and Practice.
Vol 3, No. 1, pp. 19-41.
d. Sumber
dari internet ditulis dengan urutan: Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit/launching.
Judul tulisan (ditulis miring/italic). Alamat website. diakses pada tanggal atau bulan
dan tahun akses.
Contoh:
Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD (versi elektronik).
http://p4tkmatematika.org/tag/ptk-sd/. diakses pada tanggal 1 Maret 2010.
e. Sumber
dari makalah ditulis dengan urutan: Nama penulis (tanpa gelar). Tahun.
Judul
makalah (ditulis miring/italic). Makalah pada kegiatan seminar (sebut
nama kegiatan), nama penyelenggara/institusi pelaksana, tanggal pelaksanaan
seminar.
Contoh:
Gunawan. 2005. Mari ber-PTK. Makalah pada Seminar Peningkatan Mutu Perkuliahan,
Universitas Negeri Yogyakarta, 22 Desember 2005 dalam rangka Hibah A2.
Suwarsih Madya. 1999. Rencana
Penelitian Tindakan. Makalah disampaikan dalam Penataran Guru, Lembaga
Penelitian IKIP Yogyakarta.
f. Sumber dari koran/majalah ditulis dengan urutan:
Nama penulis (tanpa gelar).
Tahun
terbit. Judul kolom/rubrik (ditulis miring/italic). dalam nama koran/majalah/buletin.
Edisi dan tanggal terbit.
Halaman. Kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Sri Wardhani. 2008. Apakah Desain Indikator Anda sudah tepat?. dalam
buletin LIMAS edisi nomor 35 Juni 2008. Halaman 24-25. Yogyakarta: PPPPTK
Matematika.
Aturan
tersebut di atas merupakan alternatif, karena dalam penulisan daftar pustaka terdapat
beberapa versi.
3. MERANCANG METODE PENELITIAN
Bagian
akhir dari suatu proposal PTK adalah Metode Penelitian. Bagian ini menggambarkan
rencana teknis PTK Anda. Umumnya bagian Metode Penelitian menjelaskan tentang
siapa, dimana, kapan dan bagaimana. Siapa subjek yang akan diteliti atau yang
akan dikenai tindakan. Dimana
penelitian tesebut akan dilaksanakan dan kapan pelaksanaannya. Bagaimana teknis
penelitian akan dilakukan. Teknis penelitian meliputi bagaimana rencana
tindakan penelitiannya, seperti apa teknik pengambilan datanya, bagaimana cara menganalisis
data tersebut.
Penelitian
dengan tindakan mengandung kegiatan yang bersiklus. Hal yang dapat direncanakan
hanyalah untuk siklus pertama, sedangkan rencana tindakan untuk siklus kedua
dan seterusnya dirancang berdasarkan hasil refleksi. Oleh karena itu, proposal
PTK berisi rencana awal yang sifatnya tentatif dan terus berkembang.
Rencana
tindakan pada proposal PTK bukanlah rencana yang merupakan skenario untuk
setiap siklus. Berbeda dengan laporan PTK yang merupakan paparan dari kegiatan
PTK yang telah dilaksanakan. Dalam laporan PTK, Anda harus menjelaskan tindakan
yang dilakukan pada masing-masing siklus PTK.
1.
Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Apa isi
komponen pada bagian Metode Penelitian? Bagaimana cara mengisi komponen-komponen
tersebut? Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita ingat kembali dasar
pemikiran dari sebuah penelitian tindakan. Hal ini perlu kita pahami sebagai
pedoman dalam menyusun bab Metode Penelitian.
Tujuan
utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam
kelas. Penelitian tindakan lebih berorientasi pada proses perbaikan yang
terjadi dan tidak sekedar berorientasi pada hasil atau dampak yang ditimbulkan
dari tindakan yang diberikan.
PTK
merupakan penelitian yang sifatnya natural. Guru yang mengajar saat pelaksanaan
tindakan tetap guru yang bersangkutan seperti biasa, yang berubah hanya inovasi
dalam pembelajarannya.
PTK dapat
dilakukan dengan cara kolaboratif dan partisipatif. Model ini sesuai dengan PTK
model BERMUTU. Guru berkolaborasi dengan teman sejawatnya untuk melakukan PTK
dengan menerapkan teknik-teknik lesson study dalam pelaksanaannya.
2.
Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Setting
Penelitian berisi karakteristik lokasi, karakteristik subyek penelitian, dan karakteristik
mata pelajaran. Anda menyebutkan siapa yang akan diteliti atau siapa yang
menjadi target rencana tindakan, dimana lokasi penelitian dan kapan rencana pelaksanaannya.
Anda juga dapat menjelaskan
gambaran siswa di kelas yang menjadi setting dari case study yang diangkat
untuk PTK.
3. Data dan sumber data
Siapa atau apa yang dapat dijadikan sumber data?
mengingat tujuan PTK adalah perbaikan dalam kualitas pembelajaran di kelas,
tentu sumber data yang akurat berada dalam lingkungan kelas itu sendiri.
Utamanya adalah siswa, kemudian dokumen hasil belajar, buku harian, jurnal
pribadi guru seperti case study, foto, laporan pengamatan, hasil angket.
Menentukan siapa atau apa sumber data untuk PTK Anda
berdasarkan pada rumusan masalah. Jika rumusan masalah Anda adalah apakah
pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam mempelajari bilangan pecahan? Informasi apa yang Anda perlukan untuk menjawab rumusan
masalah tersebut?
Aktif
tidaknya siswa selama proses pembelajaran dapat diketahui dari pengamatan, maka
sumber data yang tepat adalah catatan guru dan laporan pengamatan. Tentunya kurang
relevan bila untuk mengetahui keaktifan siswa hanya dilihat dari data presensi siswa.
Bila informasi dari catatan guru dirasa masih kurang misalnya karena Anda membutuhkan
informasi dari siswa sendiri, Anda dapat menambahkan informasi dari wawancara
kepada siswa.
Contoh
lain, bila rumusan masalah Anda terkait dengan kompetensi siswa misalnya penguasaan
konsep bilangan pecahan atau prestasi belajar bilangan pecahan, maka sumber
data yang tepat disamping siswa itu sendiri juga data nilai hasil belajar
siswa, dokumen portofolio siswa, atau hasil kerja siswa pada LKS, PR, dan
sebagainya. Bila rumusan masalah Anda terkait dengan kemampuan mengingat tentu
Anda tidak cukup mengumpulkan informasi dari hasil tes saja, Anda perlu
melakukan wawancara kepada siswa.
Berdasarkan
beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa bila masalah penelitian
terkait dengan obyek yang abstrak yaitu obyek yang ada dalam pikiran maupun
perasaan siswa seperti minat, daya ingat, keterampilan berpikir, pendapat dan sebagainya
maka sumber data yang akurat adalah siswa yang bersangkutan. Mengapa demikian?
Karena informasi tentang obyek abstrak tadi sulit diketahui dari pengamatan.
Bila masalah penelitian terkait dengan performa atau kinerja yaitu obyek yang
dapat ditangkap dari luar atau berupa perilaku, maka sumber data yang tepat adalah
catatan guru, lembar pengamatan. Demikian seterusnya, berbagai pertimbangan
dapat Anda lakukan guna menentukan sumber data yang tepat.
Sumber
data penelitian hendaknya memadai yaitu tidak hanya berasal dari satu sumber
dan hendaknya ditinjau dari berbagai perspektif. Hal ini dimaksudkan agar peneliti
dapat memperoleh informasi yang lengkap sebagai dasar membuat keputusan tindakan.
Peneliti dapat memilah-milah mana sumber data utama dan mana sebagai sumber
data pendukung.
Jenis data
dalam penelitian dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.
Sederhananya, data kuantitatif tentu berupa angka-angka seperti nilai hasil belajar,
sedangkan data kualitatif berupa kata-kata seperti catatan pribadi guru, hasil observasi,
hasil wawancara.
4.
Instrumen penelitian
Instrumen
penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Seperti apa instrumen tersebut?
Bentuk instrumen apa yang tepat untuk masalah penelitian Anda? Instrumen
penelitian sebagai alat pengumpul data memiliki peran yang sangat penting dalam
proses penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian Anda ditentukan oleh data yang
terjaring melalui instrumen penelitian. Bentuk instrumen penelitian yang harus Anda
buat ditentukan oleh jenis teknik pengambilan datanya. Oleh karena itu, teknik pengambilan
data yang Anda pilih harus dapat mencapai tujuan pengumpulan data yaitu untuk
menjawab rumusan masalah. Jenis teknik pengambilan data dan instrumen
penelitian yang bersesuaian dengan tujuan pengumpulan data.
Bentuk Instrumen
Penelitian
TUJUAN
|
TEKNIK PENGAMBILAN DATA
|
CONTOH INSTRUMEN PENELITIAN
|
Mengukur
pengetahuan/ketrampilan
|
Tes
|
§ Tes berbentuk pilihan
ganda
§ Tes berbentuk
uraian/essay
§ Kuis
§ Lembar kerja siswa
§ Lembar tugas siswa
§ Pekerjaan rumah
|
Mengetahui pendapat
|
Angket/kuesioner
Wawancara
|
§ Lembar angket/kuesioner
§ Pedoman wawancara
|
Menilai performa kinerja
|
Observasi
|
§ Lembar
observasi/pengamatan
§ Unjuk kerja
§ Catatan lapangan
|
Pemilihan
teknik pengambilan data ditentukan berdasarkan sumber data penelitian Anda.
Misal pada contoh masalah penelitian meningkatkan keaktifan siswa, sumber data
yang relevan adalah dari siswa melalui pengamatan atau catatan guru selama pembelajaran
dan wawancara kepada siswa. Teknik pengambilan datanya menggunakan observasi
dan wawancara. Contoh masalah penelitian meningkatkan minat belajar, sumber
data yang relevan adalah dari siswa melalui performa dan pendapatnya. Maka,
teknik pengambilan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan angket. Contoh
masalah penelitian meningkatkan penguasaan konsep bilangan pecahan atau
meningkatkan prestasi belajar bilangan pecahan, sumber data yang relevan adalah
siswa yang dapat dilihat dari performa tertulis maupun verbal. Teknik
pengambilan datanya menggunakan tes hasil belajar, hasil kerja dalam LKS, PR,
dan wawancara.
Suatu PTK
memerlukan instrumen penelitian yang dapat mengumpulkan data mengenai proses
pembelajaran dan tidak hanya mengenai hasil pembelajaran. Instrumen yang dibuat
hendaknya dapat menangkap informasi mengenai terjadinya perubahan, perbaikan,
atau peningkatan dalam proses pembelajaran dan bukan hanya informasi mengenai
hasil dari intervensi yang telah dilakukan guru. Oleh karena itu, tidak cukup
hanya menggunakan tes sebagai alat pengumpul data dalam PTK. Berikut ini
pembahasan mengenai teknik pengumpulan data dan bentuk instrumen yang berorientasi
pada proses.
a.
Peneliti
Peneliti
adalah pengumpul data utama. Selain itu peneliti juga berperan sebagai perencana,
pelaksana, penganalisis, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian.
b.
Observasi dan Catatan Lapangan
Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang difokuskan pada perilaku
tertentu. Contohnya observasi keaktifan siswa; yang diamati adalah perilaku
yang memenuhi indikator aktif dalam pembelajaran. Seorang pengamat atau obsever haruslah menguasai
bidang ilmu yang melandasi fenomena yang diamati. Misalnya, observer dalam
kegiatan pembelajaran tentang konsep bilangan pecahan di SD, maka observer
harus menguasai konsep bilangan pecahan dan menguasai strategi pembelajaran di
SD. Hal ini penting karena penilaian observer pada saat mengamati sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Bagaimana seorang
observer dapat menilai pembelajaran berjalan dengan baik dan tidak ada
miskonsepsi bila observer itu sendiri tidak paham konsep yang sedang diajarkan?
Tips
Mengadakan Observasi
- Menguasai pengetahuan tentang fenomena yang akan diamati
- Memahami tujuan dilakukannya observasi
- Menyiapkan lembar observasi
- Melakukan observasi dengan cermat dan bersikap kritis
- Segera melakukan pencatatan jika menemukan gejala yang diamati sebagai catatan lapangan
- Melibatkan lebih dari satu observer
- Menggunakan alat bantu observasi seperti kamera video
c. Wawancara
Wawancara
adalah kegiatan tanya jawab lisan antara pewawancara dan narasumber. Dalam
kegiatan wawancara, dimungkinkan bagi pewawancara untuk memperhatikan ekspresi
wajah, gerak tubuh, dan intonasi suara dari nara sumber yang diwawancarainya.
Oleh karena itu, wawancara sangat berguna bila peneliti memerlukan informasi
yang sifatnya abstrak, seperti keterampilan berpikir siswa, pendapatnya,
perasaannya, dan sebagainya. Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan dalam
melakukan tanya jawab agar wawancara yang dilakukan dapat terfokus pada
sasaran.
Berbeda
dengan observasi, untuk melakukan wawancara diperlukan sampel dari subyek
penelitian bila subyek penelitian sangat banyak jumlahnya. Misalkan dalam satu
kelas terdapat lebih dari 30 siswa, tentu amat sulit dan menghabiskan banyak
waktu bila harus mewawancarai semua siswa. Pemilihan sampel yang akan
diwawancarai hendaknya representatif atau dapat mewakili kondisi yang ada di
kelas. Misalkan wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran
konsep bilangan pecahan dengan alat peraga, maka sampel yang diambil harus
mewakili siswa yang pandai, siswa yang sedang, dan siswa yang dibawah
rata-rata.
Observasi
dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, sedangkan wawancara
memerlukan waktu khusus diluar kegiatan pembelajaran. Namun demikian, wawancara
juga dapat digunakan untuk menangkap informasi mengenai suatu proses, misalnya
proses berpikir siswa. Selain itu, melalui wawancara sangat memungkinkan Anda
memperoleh informasi secara lebih mendalam sehingga teknik wawancara juga
sesuai untuk pengumpulan data PTK.
Tips
Mengadakan Wawancara
- Menguasai pengetahuan tentang topik pembicaraan dalam wawancara
- Memahami tujuan dilakukannya wawancara dan tetap fokus pada tujuan tersebut
- Membuat daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara
- Melatih kemahiran mengajukan pertanyaan
- Memanfaatkan alat bantu rekam seperti tape recorder atau kamera video
d.
Angket
Angket
atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan atau pernyataan untuk diisi oleh responden. Responden dalam PTK
adalah siswa atau pihak lain yang mungkin terlibat dalam penelitian sebagai sumber
data.
Macam
angket bisa berupa pertanyaan terbuka sehingga responden leluasa memberikan
jawaban. Angket juga bisa berupa pernyataan-pernyataan dimana responden
kemudian memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Angket lebih tepat
untuk menjaring informasi tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, atau diyakini.
Penggunaan angket juga memerlukan waktu khusus diluar kegiatan pembelajaran,
namun angket dapat digunakan untuk menjaring informasi dari banyak responden
sekaligus.
5.
Indikator Keberhasilan
Indikator
keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang Anda
berikan. Contoh indikator keberhasilan untuk penelitian tentang meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran, sebagai berikut.
Indikator
Keberhasilan
TUJUAN
|
TEKNIK
PENGAMBILAN DATA
|
CONTOH
INSTRUMEN PENELITIAN
|
Mengukur pengetahuan/ketrampilan
|
Tes
|
§ Tes berbentuk pilihan ganda
§ Tes berbentuk uraian/essay
§ Kuis
§ Lembar kerja siswa
§ Lembar tugas siswa
§ Pekerjaan rumah
|
Mengetahui
pendapat
|
Angket/kuesioner
Wawancara
|
§ Lembar angket/kuesioner
§ Pedoman wawancara
|
Menilai
performa kinerja
|
Observasi
|
§ Lembar observasi/pengamatan
§ Unjuk kerja
§ Catatan lapangan
|
Dalam
proposal Anda sebutkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil
bila: secara umum kemampuan dan kemauan siswa untuk bertanya meningkat minimal
10% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk menjawab
pertanyaan meningkat minimal 10% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan
siswa untuk mengajukan usul meningkat minimal 5% pada setiap pertemuan;
kemampuan dan kemauan siswa untuk aktif berdiskusi meningkat minimal 20% pada
setiap pertemuan.
Indikator
keberhasilan disusun berdasarkan pengalaman yang telah lalu dan kondisi akhir
yang diinginkan yaitu perbaikan/peningkatan, serta dalam menentukan target dipertimbangkan
kemampuan siswa untuk mencapainya sehingga realistis dan tidak muluk-muluk.
6.
Teknik analisis data
Bila data
Anda berupa data kuantitatif, maka analisis datanya menggunakan statistika sederhana
seperti menghitung rata-rata, modus, simpangan baku, peningkatan skor, atau
prosentase. Bila data Anda berupa data kualitatif maka analisis data dilakukan dengan
teknik analisis data kualitatif.
Teknik
analisis data kualitatif dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) yaitu dengan
cara reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan.
Penjelasannya
adalah sebagai berikut.
a.
Reduksi data
Reduksi
data dilakukan dengan memilah-milah data yang terkumpul. Data yang diambil
adalah yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan reduksi data agar data
lebih terarah dan lebih mudah dikelola.
b.
Penyajian data
Data yang
telah dipilah-pilah sesuai tujuan penelitian kemudian disajikan ke dalam tabel.
Semua data yang terkumpul mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi diatur kedalam tabel agar mempermudah dalam membaca data.
c.
Verifikasi Data
Verifikasi
data dilakukan dengan cara triangulasi data yaitu membandingkan data yang
diperoleh dari hasil observasi dengan hasil wawancara, kemudian dibandingkan
dengan hasil angket atau dibandingkan dengan sumber data lainnya. Tujuannya
untuk mengecek apakah informasi dari data yang terkumpul tersebut akurat.
Misalnya dari hasil observasi diketahui siswa belum seluruhnya aktif, informasi
ini kemudian dicek silang dengan hasil wawancara beberapa siswa. Hal ini untuk
memastikan keakuratan data yang diperoleh apakah betul siswa belum seluruhnya
aktif dalam pembelajaran.
d.
Penarikan simpulan
Penarikan
simpulan dilakukan berdasarkan hasil dari semua data yang telah diperoleh.
7.
Tahap/Siklus penelitian
Untuk
menjelaskan tahap I siklus penelitian, deskripsikan apa saja yang dilakukan pada
setiap tahap PTK, yaitu
- Perencanaan (planning), berisi penjelasan tentang bagaimana melakukan identifikasi, merumuskan masalah, menganalisis masalah, dan mengembangkan intervensi.
- Tindakan (acting), berisi penjelasan tentang bagaimana rencana tindakan untuk siklus pertama. Mengenai rencana tindakan tentunya sudah dipersiapkan setelah identifikasi masalah dan sebelum menuliskan proposal ptk, sehingga anda tinggal menuangkan ide-ide tersebut secara tertulis.
- Pengamatan (observing), berisi penjelasan tentang bagaimana kegiatan pengamatan dilakukan. Misalnya pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara akurat untuk melihat kelebihan dan kelemahan teman yang melakukan pembelajaran dan bagaimana menganalisisnya.
- Refleksi (reflecting), berisi penjelasan tentang bagaimana mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran baik pada siswa, suasana kelas maupun guru pelaku pembelajaran dalam kegiatan refleksi. Anda dapat menerapkan teknik-teknik lesson study misalnya dengan melakukan kegiatan pembelajaran dalam open class, dan seterusnya.
8.
Jadwal Pelaksanaan
Jadwal
penelitian berisi penjelasan tahap kegiatan yang akan dilakukan meliputi persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian beserta lamanya waktu pelaksanaan. Umumnya tertuang dalam bentuk matriks
seperti contoh berikut.
Contoh Jadwal
Pelaksanaan
No
|
Kegiatan
|
Januari
|
Februari
|
Bulan berikutnya
|
|||||||||
1
|
Menyusun
proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menyusun
instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Menyusun RPP
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Menvalidasi
instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Merancang
pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Melaksanakan
pembelajaran dan refleksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Penyusunan
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Seminar hasil
penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Pelaporan hasil
penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
Prakiraan biaya
Berikut
adalah alternatif acuan dalam menyusun prakiraan biaya. Alokasi biaya disusun
berdasarkan pos-pos kegiatan dan volume pekerjaan pada masing-masing tahap
kegiatan. Tahap kegiatan pada penelitian adalah persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan. Anda kemudian menjabarkan secara rinci pekerjaan yang harus
dilakukan pada masing-masing tahap diikuti dengan perkiraan biayanya.
Alokasi
biaya disusun berdasarkan kebutuhan yaitu biaya untuk honorarium tim peneliti;
biaya untuk pengadaan bahan dan alat penelitian seperti alat peraga, kertas, dan
lain-lain; biaya untuk perjalanan seperti sewa kendaraan, konsumsi, akomodasi; biaya
untuk menyusun laporan penelitian; biaya untuk seminar (bila hasil penelitian tersebut
akan disebarluaskan); biaya lain-lain untuk hal-hal yang tidak terduga.
Rangkuman dari alternatif rancangan bagian Metode
Penelitian untuk PTK Bu Guru adalah sebagai berikut; Meningkatkan keaktifan
mempelajari materi mengubah pecahan biasa menjadi persen dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
A. Subyek
Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD..X..(.sebutkan nama sekolah tersebut
) Kecamatan....Y...Kabupaten...Z...(nama kecamatan dan kabupaten tempat sekolah
berada).
B. Lokasi
Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD..X..(.sebutkan nama sekolah tersebut ) Kecamatan...Y.....Kabupaten...Z...(nama
kecamatan dan kabupaten tempat sekolah berada) pada bulan Januari 2010.
C. Data
dan Sumber data
Untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sumber datanya
adalah catatan guru, laporan pengamatan, dan wawancara. Data yang dikumpulkan
dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif.
D.
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar pengamatan dan pedoman wawancara
E.
Indikator Keberhasilan
Tindakan perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil bila: secara umum
kemampuan dan kemauan siswa untuk bertanya meningkat minimal 10% pada setiap
pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk menjawab pertanyaan meningkat
minimal 10% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk mengajukan
usul meningkat minimal 5% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk
aktif berdiskusi meningkat minimal 20% pada setiap pertemuan.
F. Teknik
analisis data
Data hasil pengamatan dianalisis
menggunakan rumus berikut.
dan penafsirannya mengacu pada tabel Contoh Kualifikasi Hasil Observasi. Hasil
pengamatan diverifikasi dengan catatan guru dan hasil wawancara.
G.
Tahap/Siklus penelitian (Tahap-tahap PTK untuk dideskripsikan)
- Perencanaan
- Tindakan
- Pengamatan
- Refleksi
H. Jadwal
Pelaksanaan (lihat tabel Contoh Jadwal Pelaksanaan)
I. Prakiraan biaya (biaya pengeluaran untuk
dirinci dengan nominalnya).
Proposal
PTK bermanfaat sebagai pedoman tertulis bagi guru yang akan melakukan penelitian.
Modal dasar untuk menyusun proposal PTK adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Proposal yang komunikatif
adalah proposal yang mudah dipahami isinya oleh orang lain.
Alur
berpikir dalam menyusun proposal haruslah logis dan sistematis. Gagasan masalah
yang dirumuskan dari case study menjiwai isi proposal PTK, sehingga intisari
isi proposal adalah gagasan masalah yang akan diselesaikan, rencana pemecahan
masalahnya, dan alasan tentang pentingnya masalah itu untuk diselesaikan.
Bagian
utama proposal PTK terdiri atas Pendahuluan, Kajian Pustaka, dan Metode Penelitian.
Pendahuluan umumnya terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, dan ada yang menambahkan Identifikasi Masalah
(diletakkan sebelum rumusan masalah) dan Definisi Operasional. Bagian Kajian
Pustaka umumnya berisi Landasan Teori, Penelitian yang Relevan, Kerangka Pikir,
dan Hipotesis Tindakan. Komponen pada Metode Penelitian umumnya terdiri atas
Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Desain Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Jadwal Pelaksanaan penelitian dan Indikator
Keberhasilan.
4.
PROPOSAL PENELITIAN (versi lain)
Menyusun proposal
(rencana) penelitian dapat diibaratkan seperti membuat suatu barang untuk
dijual. Artinya, laku atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada
mutu barang itu dan kelihaian kita dalam menawarkan barang tersebut. Apalagi
kalau barang tersebut merupakan hal baru dan yang dibutuhkan oleh masyarakat,
konsumen tentu akan tertarik untuk membelinya.
Bahwa hanya
rencana penelitian yang bermutu ilmiah dan
mempunyai kegunaan tinggilah yang
akan diterima oleh masyarakat ilmiah. Apalagi bila rencana penelitian itu dapat
menjanjikan hasil penemuan baru yang
sangat berguna, baik ditinjau dari segi kepentingan praktis maupun dari aspek
ilmu pengetahuan.
Cara penawaran yang menarik juga sangat penting. Dalam
arti, bahwa si pembuat rencana penelitian harus dapat meyakinkan pihak yang
akan menyetujui rencana penelitian tersebut.
Untuk itu dibutuhkan penguasaan ilmu
yang memadai, tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
Kekecewaan karena rencana penelitiannya ditolak, sering
dialami peneliti yang membuat rencana penelitiannya secara terburu-buru.
Penolakan ini biasanya bersumber pada penguasaan materi yang kurang mendalam,
karena si peneliti kurang banyak membaca.
Berbagai komentar yang muncul , misalnya :
§
penelitian sudah
pernah diteliti orang,
§ kurang ada
manfaatnya,
§ kurang bobot
ilmiahnya, dan
§ penelitian
bersifat mencoba-coba saja.
Dalam hal seperti
ini kegemaran membaca pustaka ilmiah, terutama yang memuat hasil-hasil
penelitian seperti : journal, bulletin dan laporan-laporan hasil penelitian
yang lain, merupakan kegiatan yang mutlak diperlukan bagi seorang peneliti.
Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri
dari bab- bab :
(1)
Pendahuluan,
(2)
Tinjauan Pustaka,
(3)
Perumusan Hipotesis,
(4)
Metode Penelitian.
Bagian lainnya seperti:
§ Halaman
judul penelitian,
§ Halaman
persetujuan,
§ Kata
Pengantar,
§ Daftar
Pustaka dan
§ Lampiran.
Bab Pendahuluan
Bab ini biasanya terdiri dari :
(a)
Latar Belakang
(b)
Perumusan permasalahan,
(c)
Tujuan Penelitian.
Prinsip singkat
tetapi jelas berlaku di sini.
Singkat, artinya janganlah menulis hal-hal yang
sebenarnya tidak perlu.
Jelas,
dalam arti jangan sampai terlewatkan hal-hal yang seharusnya ditulis guna
kejelasan dari tulisan itu sendiri.
Formulasi permasalahan
Penelitian berpangkal dari suatu
pertanyaan dari suatu permasalahan yang muncul dari benak peneliti karena
"ketidak-tahuan" mengenai suatu fenomena atau gejala.
Misalnya:
Apa yang menyebabkan meningkatnya
kriminalitas / kenakalan remaja ?
Mengapa produksi pertanian (dapat juga menyebut
salah satu komoditi, misalnya harga gula) tidak mampu bersaing di pasaran
dunia?
Jawabannya dapat bersifat teknik, sosial
atau ekonomis.
Stimuli penelitian dapat datang dari
berbegai sumber: pengamatan, bacaan baik dari buku ataupun sumber-sumber lain
misalnya pertemuan ilmiah.
Stimuli penelitian di perguruan tinggi
juga dapat juga berasal dari pesanan dari pembuat kebijaksanaan (policy makers)
mengenai suatu permasalahan tertentu yang dihadapi mereka.
Seorang mahasiswa yg memulai penelitiannya
seringkali menyatakan permasalahan penelitian dengan mengemukakan judul
penelitian. Ketika ditanya
apa permasalahan penelitian, seringkali tidak dapat menyatakan permasalahan
penelitian.
Permasalahan penelitian merupakan justifikasi
/ alasan mengapa penelitian tertentu perlu dilakukan.
Justifikasi tergantung pada pentingnya
permasalahan, sedangkan pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari pelbagai
aspek.
Problematik
penelitian hendaknya juga mencakup bukan hanya "What" tetapi juga
dapat mencakup "whom", "where", and "when".
Pertanyaan
atau permasalahan penelitian yang lebih
spesifik akan lebih baik karena dapat mengarahkan kegiatan peneltian yang lebih
spesifik pula.
Mengapa seringkali sulit dalam formulasi
permasalahan ?
Hal ini dapat terjadi karena kurang
menguasai permasalahan dalam bidang itu, atau kekurangan membaca literatur yang
sudah ada, disamping pengalaman yang belum cukup dalam bidang penelitian.
Masalah penelitian dapat diperoleh dari
dua sumber: dari teori yang sudah ada (ekperimen) dan dari lapangan (survey,
pengumpulan data di lapangan setelah dianalisa dan diinterpretasikan harus
dikaitkan dengan teori).
Untuk memformulasikan permasalahan
seringkali lebih mudah untuk berfikir perbedaan antara "what is" (apa
yang terjadi) dan "what should be" (apa yang seharusnya
terjadi).
Permasalahan penelitian yang baik harus
memenuhi beberapa syarat:
§ relevan dengan waktu timbulnya
permasalahan,
§
berhubungan dengan problematik praktis,
§
dapat mengisi "research gap",
§
memungkinkan genelarisasi,
§ memiliki ketajaman dalam definisi /
pembatasan dari konsep-konsep utama,
§ dapat memerbaiki metoda penelitian bagi peneliti berikutnya.
Tujuan
Tujuan penelitian adalah formulasi apa
yang ingin diketahui atau ditentukan dalam melaksanakan penelitian.
Tujuan penelitian bentuk pernyataan,
seperti misalnya dengan menggunakan kalimat:
(1). untuk mengetahui . . . . . . .,
(2). untuk memperoleh . . . . .,
(3). …….
(dimaksudkan untuk menyatakan secara
spesifik apa yang akan dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil).
(
….. PROSES & HASIL….. )
Kegunaan
Kegunaan penelitian: Manfaat yang dapat
diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai. Apakah memberikan sumbangan
pada khasanah ilmu pengetahuan ataukah berguna untuk menjawab masalah-masalah
pembangunan.
Bab Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan konsepsi dan
teori-teori yang relevan dan biasanya diperoleh dari:
- Buku-buku teks,
- Bulletin, Prosiding
- Jurnal, dan
- Laporan hasil penelitian lain.
Isinya relevan
dengan problem yang diteliti dan berasal dari pustaka-pustaka terbaru.
Uraian dalam bab ini harus dapat
memberikan landasan ilmiah tentang :
§
Masalah penelitian,
§ Metode yang dipilih (bila perlu), dan
§ Memberikan landasan ilmiah, mengapa
perlakuan yang satu dihipotesiskan (diduga) lebih baik daripada perlakuan yang
lain atau mengapa suatu variabel diduga berhubungan dengan variabel yang lain.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan “hasil mental”
peneliti mengenai fakta-fakta yang diketahuinya atau jawaban sementara mengenai
suatu gejala atau hubungan antara dua gejala empiris.
Fungsi hipotesis:
- sebagai dasar penelitian dan pengamatan / observasi.
- sebagai alat bantu untuk memperoleh pengetahuan baru, yang pada permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya.
Hipotesis harus didasari suatu landasan
teori yang mantap, sehingga dapat terhindar dari hubungan-hubungan palsu.
Teori dapat diangkat menjadi hipotesa,
teori tersebut diuji kembali secara empiris dalam suatu lingkungan tertentu.
Setelah diuji maka hipotesa tsb dapat mendukung teori atau dapat menolak teori.
Oleh karena itu hasil penelitian tidak perlu sesuai dengan hipotesa baik
hipotesa yang diangkat dari teori ataupun hasil pengamatan empiris di lapangan.
Hipotesis juga dapat merupakan dugaan atau pendapat
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus dibuktikan
melalui penelitian.
Tidak semua penelitian bertujuan untuk
membuktikan kebenaran hipotesis, tetapi untuk penelitian yang bersifat
eksperimental pada dasarnya memang bertujuan demikian.
HIPOTESIS bila dipandang perlu
dapat dihilangkan (tidak ditulis), yaitu apabila dalam perumusan tujuan penelitian penulis sudah menyajikan
dalam bentuk kalimat yang sangat jelas dalam arti dapat memberi petunjuk
tentang pengujian hasil penelitian.
Hipotesis disajikan dalam kalimat pernyataan, sedangkan tujuan penelitian
disajikan dalam kalimat pertanyaan.
Metode Penelitian
Dalam bab ini peneliti menjelaskan seluruh
variabel yang digunakan dalam penelitian. Tidak hanya variabel bebas dan
variabel tergantung saja, tetapi juga variabel variabel lain yang menentukan
keberlakuan hasil penelitian.
Untuk bidang AGROKOMPLEKS identifikasi dan
definisi variabel-variabel ini menjadi penting, terutama bila penelitian
dilaksanakan di lapangan dan bersifat inter-temporer.
Bab Metode Penelitian dapat berisi
a.l. :
§ Tempat
dan waktu pelaksanaan
penelitian. Tidak semua penelitian perlu dijelaskan tentang tempat dan waktu
pelaksanaannya.
- Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, terutama tentang spesifikasi alat dan bahan tersebut
- Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya,
- Pelaksanaan penelitian, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap,
- Pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengamatan penelitian serta dapat menunjang apa saja yang perlu dikumpulkan.
- Analisis data dan interpretasinya.
DESKRIPSI PROPOSAL PENELITIAN (DP4M,
DIKTI)
1. Judul Penelitian
Hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk memberi gambaran mengenai
penelitian yang direncanakan.
Contoh:
………………….. ?
2. Pendahuluan
- Penelitian dilakukan untuk menjawab keingin-tahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan.
- Kemukakan hal-hal yang mendorong, atau argumentasi pentingnya dilakukannya penelitian.
- Uraikan proses dalam meng identifikasikan masalah penelitian
3. Perumusan Masalah
- Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti.
- Uraikan pendekatan atau konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan.
- Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan
4. Tinjauan Pustaka
- Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah.
- Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan.
- Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian.
- Uraian dalam tinjaun pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
- Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
5. Tujuan
Penelitian
Penelitian dapat bertujuan untuk
- menjajagi,
- menguraikan,
- menerangkan,
- membuktikan,
- menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan atau membuat suatu prototipe.
6. Kontribusi Hasil Penelitian
Uraian kontribusi penelitian dalam:
- Penemuan ilmu pengetahuan,
- Pengembangan teknologi,
- Pemecahan masalah pembangunan,
- Pengembangan kelembagaan
7. Metode
Penelitian
Uraian metode yang digunakan dalam penelitian
secara rinci.
Uraian dapat
meliputi:
- variabel penelitian,
- model yang digunakan,
- rancangan penelitian,
- teknik pengumpulan data,
- analisis data, dan
- cara interpretasi/ penafsiran hasil.
Untuk penelitian yang menggunakan metode
kualitatif, dapat dijelaskan:
- pendekatan yang digunakan,
- proses pengumpulan data & informasi
- analisis data & informasi,
- proses penafsiran dan
- penyimpulan hasil penelitian.
8.
Jadwal Pelaksanaan
- Jadwal Kegiatan penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian, dalam bentuk bar-chart.
- Bar chart ini memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian.
- Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian.
- Untuk penelitian multiyear, keterkaitan antara tahapan yang satu dengan tahapan selanjutnya harus jelas (bersifat serial dan/atau bukan paralel).
9. Daftar Pustaka
§ Dalam penyusunan Daftar Pustaka
dianjurkan, untuk menggunakan Buku Pedoman tentang itu.
§ Demikian pula untuk penulisan pustaka di
dalam teks.
§ Dengan menggunakan pedoman tertentu tidak
hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan
kualifikasi dari penulisnya.
10. Lampiran
Apabila penyajian tabel, grafik, gambar
dan foto dalam teks dipandang akan mengganggu kontinuitas jalannya pembahasan,
sebaiknya disajikan dalam Lampiran. Lampiran harus berhubungan dengan pembahasan.
KRITERIA PENILAIAN USUL PENELITIAN
No
|
Kriteria Penilaian
|
Acuan Penilaian
|
Hasil Penilaian
kelemahan proposal penelitian
|
|
1
|
Perumusan masalah
|
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian
|
§
Perumusan
masalah lemah, kurang mengarah.
§
Tujuan penelitian tidak jelas
|
|
2
|
Kontribusi hasil
Penelitian
|
Kontribusi hasil pene itian
pada:
-Pengembangan IPTEK
-Menunjang pemba
ngunan
|
Kontribusi
hasil penelitian pada pengembangan IPTEKS, pembangunan, pengembangan
kelembagaan tidak jelas
|
|
3
|
Tinjauan pustaka
|
Tinjauan pustaka
Daftar pustaka
|
Bahan kepustakaan:
§ Kurang menunjang penelitian,
§ Pustaka tidak relevan, Kurang mutakhir,
§
Bukan hasil penelitian
|
|
4
|
Metode penelitian
|
Metode penelitian
|
Metode penelitian:
§ Kurang dirinci,
§ Sehingga langkah penelitian yang akan
dilakukan tidak jelas
|
|
5
|
Kelayakan penelitian
|
Jadwal penelitian
Personalia
Perkiraan biaya
|
Kelayakan penelitian kurang, ditinjau dari:
|
|
6.
|
Perkiraan biaya
|
Rincian Biaya
|
Anggaran biaya yang diajukan kurang rinci, atau dinilai terlalu tinggi
|
|
7
|
Adminis trasi
|
Format usulan
|
Usulan belum mengikuti format yang ditentukan
|
|
8
|
Lain-lain
|
|
Lain-lain (masalah sudah banyak diteliti, permasalahan kurang relevan
dengan bidang studi peneliti, dll).
|
|
Mohon ijin sebagai referensi..
BalasHapusMonggo mammpir saat longgar
Download Contoh Judul PTK di JasaPTK.com
Download Contoh Judul PTK di JasaPTK.com
===
Konsultasi Jasa Pembuatan PTK via WA
Konsultasi Jasa Pembuatan PTK via WA