Jumat, 30 Maret 2012

Penelitian Tindakan Kelas BAB V


BAB 5

RANCANGAN PROPOSAL PTK

Bagaimana cara menyusun proposal PTK? Apa sajakah komponen dari sebuah proposal PTK? Bagaimana cara menuangkan ide pada latar belakang masalah? Apa yang perlu Anda tuliskan pada kajian pustaka? Lalu, bagaimana Anda merancang penelitian yang akan dilaksanakan?
Berbagai pertanyaan tersebut akan dibahas dalam modul ini. Merancang proposal PTK mungkin merupakan kesulitan tersendiri. Sesungguhnya bila Anda telah memiliki gagasan masalah penelitian, maka Anda telah memiliki nyawa bagi proposal yang akan Anda rancang.

1.      KOMPONEN DAN PERANCANGAN PROPOSAL PTK

a.      Tujuan dan Manfaat Proposal PTK
Mengapa sebelum melakukan PTK Anda perlu merancang proposal? Proposal PTK merupakan paparan rencana kegiatan yang dituliskan atau dituangkan dalam narasi. Anda menjabarkan rencana kegiatan secara terorganisir dengan berpijak pada gagasan masalah. Jadi, intisari dari proposal penelitian berisi gagasan masalah yang akan diselesaikan, rencana pemecahan masalah, dan alasan tentang pentingnya masalah itu untuk diselesaikan.
Alur berpikir dalam menyusun proposal harus logis dan sistematis yang terlihat dari keterkaitan antara komponen-komponen proposal yang satu dengan lainnya. Tujuannya agar rangkaian rencana tindakan dapat terarah, sistematis dan mencapai tujuan. Dengan demikian, proposal ini akan menjadi pedoman Anda dalam melaksanakan PTK.

b. Komponen Proposal PTK
Proposal PTK pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, dan Metode Penelitian. Komponen pada Pendahuluan umumnya terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan ada yang menambahkan Identifikasi Masalah (diletakkan sebelum rumusan masalah) dan Definisi Operasional. Bagian Kajian Pustaka umumnya berisi landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Hipotesis dalam PTK adalah hipotesis tindakan sehingga dituliskan sebagai “hipotesis tindakan”.
Komponen pada Metode Penelitian umumnya terdiri atas Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Desain Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Jadwal Pelaksanaan penelitian dan Indikator Keberhasilan. Bila penelitian yang dilakukan dibiayai oleh sponsor ditambahkan pula Sumber Dana.
Berikut ini adalah dua alternatif sistematika proposal PTK Sistematika Proposal PTK (Alternatif 1)
A. Judul Penelitian
B. Latar Belakang
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Kajian Pustaka
G. Hipotesis Tindakan
H. Prosedur Penelitian (Rancangan dan Metode Penelitian)
I. Jadwal beserta rincian biaya

Sistematika Proposal PTK (Alternatif 2)
Judul Penelitian
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Opersional
Bab II Kajian Pustaka
A. Landasan Teori
B. Hipotesis Tindakan
Bab III Metode Penelitian
A. Subyek Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Data dan sumber data
D. Instrumen penelitian
E. Indikator Keberhasilan
F. Teknik analisis data
G. Tahap/Siklus penelitian
H. Jadwal Pelaksanaan
I. Prakiraan biaya

c. Perancangan Proposal PTK Bagian Pendahuluan
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan komponen-komponen proposal. Lalu, bagaimana cara mengisi komponen-komponen tersebut atau bagaimana teknik merancang proposal PTK? Ikuti penjelasan berikut.
Latar Belakang
Latar belakang berisi paparan tentang kondisi yang seharusnya dan kondisi yang ada sehingga terlihat adanya kesenjangan kondisi ideal yang seharusnya dilakukan dengan fakta dilapangan atau biasa disebut dengan masalah. Dukungan dari hasil hasil penelitian terdahulu akan memberikan landasan yang kokoh dalam argumentasi mengenai urgensi maupun signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui tindakan kelas yang diajukan. Kemudian rasional pentingnya masalah tersebut diselesaikan dengan suatu tindakan dalam pembelajaran yang tertuang dalam PTK. Bagian yang paling penting adalah disebutkannya tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal ini Anda perlu menjelaskan alasan memilih tindakan tersebut. Secara garis besar latar belakang berisi uraian:
  • fakta-fakta pendukung,
  • argumentasi teoritik tentang tindakan yang akan dipilih,
  • hasil penelitian terdahulu (jika ada), dan
  • alasan pentingnya penelitian ini dilakukan.
Sub bab Latar Belakang ibaratnya wajah yang mencerminkan jati diri seseorang. Pada Latar Belakang, Anda harus meyakinkan pembaca bahwa masalah tersebut betul-betul masalah di kelas yang perlu, penting dan mendesak untuk diselesaikan. Untuk itu kemukakan secara jelas bahwa masalah itu merupakan masalah yang nyata terjadi di kelas. Anda dapat mengungkapkan kembali catatan case study dalam sajian bahasa yang lebih formal.
Memulai gagasan pada Latar Belakang tidak perlu terlalu jauh. Contohnya, jika hendak membicarakan keaktifan siswa di kelas maka tidak perlu mengawalinya dengan pasal 31 UUD 1945. Memulai gagasan pada Latar Belakang adalah dari hal yang umum tapi tidak terlalu umum atau jauh. Kemudian agak spesifik pada permasalahan yang akan dilakukan. Gagasan tersebut diungkapkan dalam kalimat-kalimat yang alurnya harus logis artinya runtut dan saling terkait antara suatu kalimat dengan kalimat berikutnya.
Penulisan PTK adalah karya tulis ilmiah sehingga kata-kata didalamnya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Contohnya, bila Anda mengatakan bahwa nilai matematika siswa rendah disebabkan oleh kurangnya konsentrasi ketika mengikuti pembelajaran, maka Anda harus memberikan argumentasi atas pernyataan tersebut dengan mengacu pada hasil penelitian atau teori yang dapat dikutip dari buku atau jurnal. Kemudian jika Anda mengatakan bahwa siswa kurang konsentrasi ketika belajar di kelas, maka Anda juga harus memberikan bukti-bukti yang mendukung pernyataan tersebut, misalnya data observasi, catatan guru, dan lain-lain.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah diperoleh dari pengerucutan masalah pada Latar Belakang, hal ini menunjukkan adanya jalinan logis antara Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Untuk mengisi bagian ini, Anda tinggal menuliskan rumusan masalah yang telah diperoleh sebelumnya. Anda boleh saja memberikan sedikit narasi sebelum Anda menyampaikan rumusan masalahnya.
Tujuan Penelitian
Pada Tujuan Penelitian, Anda menyatakan apa yang menjadi tujuan melakukan penelitian. Tujuan Penelitian harus bermuara dari Rumusan Masalah sehingga konsisten atau sejalan. Pernyataan Tujuan Penelitian dirumuskan secara tegas yang ingin dicapai, objektif dan keberhasilannya dapat dicek secara mudah.
Manfaat Penelitian
Pada Manfaat Penelitian, Anda menyampaikan nilai manfaat dari hasil penelitian yang diperoleh bagi siswa, guru, sekolah, atau instansi terkait lainnya. Uraikan sumbangsih hasil penelitian Anda terhadap kualitas pembelajaran sehingga tampak manfaatnya terutama bagi siswa. Kemukakan pula inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
Definisi Operasional
Pada Definisi Operasional, Anda mendefinisikan istilah-istilah yang Anda gunakan khususnya pada kalimat Judul Penelitian. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kesamaan persepsi mengenai arti atau makna istilah yang digunakan. Hal ini juga diperlukan jika terdapat beragam definisi terhadap istilah yang sama, maka Anda perlu menegaskan definisi mana yang digunakan. Definisi yang digunakan ditentukan oleh dasar teori yang menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian. Definisi istilah dalam penelitian tidak mengacu pada kamus melainkan pada dasar teori yang digunakan dalam penelitian tersebut.



2.      MENYUSUN KAJIAN PUSTAKA

Setelah menyusun bab Pendahuluan, maka Anda kemudian perlu mencari berbagai pustaka untuk dipelajari dan dikaji sebagai bekal keilmuan dalam melakukan penelitian. Lalu, apa saja yang perlu Anda tuliskan pada kajian pustaka?
Bab Kajian Pustaka ibaratnya tubuh pada manusia yang menjadi penopang. Tubuh yang ideal tentu ukurannya harus proposional dan lebih besar daripada kepala (bab pendahuluan). Hal ini dimaksudkan agar Anda memiliki bekal ilmu yang memadai untuk melakukan penelitian. Semakin banyak buku yang dibaca dan dijadikan acuan tentu semakin terbuka wawasan Anda. Luasnya wawasan akan membuka pandangan Anda terhadap masalah penelitian yaitu menjadi lebih aktual dan akurat. Secara sederhana, jumlah halaman untuk Kajian Pustaka harus lebih banyak daripada jumlah halaman untuk Latar Belakang. Namun demikian, tentunya tidak asal menulis agar jumlah halaman bertambah banyak sehingga isinya tidak ada kaitan dengan masalah penelitian.
Pada bab Kajian Pustaka, Anda menuliskan berbagai sumber kajian yang relevan dengan masalah penelitian Anda. Uraian tersebut tidak hanya berupa pembahasan tapi juga analisis dan kesimpulannya. Bab Kajian Pustaka umumnya berisi penjelasan mengenai landasan teori, hasil penelitian yang relevan, Kerangka Pikir dan Hipotesis Tindakan.
1. Landasan Teori
Landasan teori membahas semua variabel pada judul penelitian dari perspektif teoritik.
Contoh landasan teori yang diperlukan untuk PTK berjudul “Meningkatkan keaktifan mempelajari materi mengubah pecahan biasa menjadi persen dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SD”
Pada judul tersebut terdapat beberapa kata kunci yaitu: keaktifan, konsep bilangan pecahan, pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa kelas V SD. Oleh karena itu, setidaknya Anda memerlukan landasan teori untuk semua kata kunci dari judul penelitian tersebut. Anda perlu mempelajari dan menuliskan berbagai teori tentang keaktifan. Tentu yang dimaksud disini adalah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian Anda perlu mempelajari dan menuliskan berbagai teori mengenai bagaimana membelajarkan konsep bilangan pecahan khususnya materi mengubah pecahan biasa menjadi persen. Mengapa teori tentang pembelajaran konsep bilangan pecahan dan bukan teori bilangan pecahan itu sendiri? Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah pembelajarannya dan bukan mengenai bilangan pecahannya. Ingat pada saat kegiatan menganalisis masalah bahwa masalah ini lebih cenderung pada strategi pembelajarannya dan bukan materi (subject matter). Anda juga perlu mempelajari dan menuliskan teori pembelajaran kooperatif. Kemudian secara khusus Anda membahas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Selain itu yang tak kalah penting adalah Anda perlu membahas karakteristik siswa SD khususnya kelas V misalnya bila ditinjau dari teori psikologi perkembangan.
Berikut alternatif rancangan kajian pustaka yang sesuai untuk judul PTK tersebut.
  • Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
  • Pengertian pembelajaran Matematika
  • Pengelolaan Pembelajaran Matematika
  • Pembelajaran Konsep Bilangan Pecahan di SD
  • Pengertian Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika
  • Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
  • Pengertian dan Prinsip Pembelajaran Kooperatif
  • Berbagai Metode Pembelajaran Kooperatif
  • Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Anda memiliki gagasan masalah penelitian dan telah merumuskan masalahnya, serta telah menentukan tujuan penelitian, maka Kajian Pustaka adalah bekal Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Sebelum melakukan penelitian setidaknya Anda telah memiliki bekal konsep keilmuan dan teknis pelaksanaannya. Seorang yang akan meneliti harus mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana terkait dengan variabel penelitian. Bila relevan, harus mampu pula menjawab pertanyaan kapan, siapa, dan dimana. Contoh untuk judul PTK tersebut, Anda akan meneliti tentang keaktifan siswa, maka Anda harus tahu apa yang dimaksud dengan aktif dalam konteks pembelajaran? Mengapa siswa tidak aktif? Bagaimana cara mengaktifkan siswa?. Oleh karena itu, pembahasan dalam Kajian Pustaka setidaknya mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.
Pembahasan berbagai teori tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara menjelaskan berbagai pengertian diawal paragraf, kemudian pada paragraf akhir Anda menganalisis lalu menyimpulkan. Kajian Pustaka bukan hanya berisi penjelasan tentang pengertian-pengertian, namun lebih penting adalah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Bila dilakukan tindakan ini maka akan menimbulkan akibat apa. Demikian gambaran dari analisis yang perlu Anda lakukan.



2. Penelitian yang Relevan
Pada Kajian Pustaka perlu disampaikan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian Anda. Utamanya merupakan argumentasi rekomendasi terhadap rencana tindakan yang Anda pilih. PTK ibaratnya adalah proses terapi atau pengobatan terhadap suatu penyakit dalam pembelajaran, maka dalam hal ini guru adalah sang dokter. Dokter yang baik tentu tidak akan sembarangan dalam memberikan obat. Obat atau terapi yang diberikan tentu dipilihkan yang diyakini akan berhasil. Dasar dari keyakinan tersebut adalah hasil penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa terapi tersebut manjur.
3. Kerangka Pikir
Kerangka Pikir merupakan standing position atau pendapat pribadi peneliti setelah mempelajari sekian banyak buku teori/kajian pustaka dan hasil penelitian orang lain. Oleh karena itu, kerangka pikir hendaknya menunjukkan orisinalitas ide atau arah pemikiran peneliti yang murni, bukan kutipan-kutipan melainkan kata-kata peneliti sendiri yang dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan.
4. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan adalah tindakan yang akan dilaksanakan guna memecahkan masalah yang diteliti dan adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti, hipotesis tindakan merupakan pernyataan sementara peneliti berdasar kajian pustaka bahwa jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi masalah itu. Pernyataan yang dituangkan harus tegas dan diyakini kebenarannya.
5. Mencari Sumber Kajian Pustaka dan Cara Penulisan Sumber
Untuk mengisi komponen pada Kajian Pustaka, Anda perlu banyak membaca, belajar, baru kemudian bisa menuliskan. Lalu, dari mana kita bisa mencari sumber kajian pustaka?
Sumber kajian pustaka bisa dari buku, jurnal ilmiah, internet, makalah, atau dari majalah ilmiah. Bila menggunakan buku, utamakan memilih buku terbitan tahun terbaru, sehingga Anda tidak ketinggalan perkembangan informasi dan pengetahuan.
Untuk memperoleh berbagai hasil penelitian yang relevan dengan penelitian Anda, jurnal ilmiah merupakan sumber yang kaya. Internet juga merupakan media informasi yang sangat kaya, Anda dapat mencari berbagai informasi dari berbagai sumber. Caranya sangat mudah dengan memanfaatkan search engine seperti Google, Anda tinggal menuliskan kata kunci maka berbagai informasi yang Anda cari akan muncul. Misalnya ingin mengetahui kajian tentang pembelajaran bilangan pecahan di sekolah dasar, maka Anda dapat menuliskan kata kunci: pembelajaran pecahan SD.
Bila menggunakan sumber dari internet maka Anda perlu menyeleksi dengan cermat mana informasi yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sumber lain untuk memperluas wawasan adalah dengan mengikuti seminar, berbagai makalahnya dapat Anda gunakan sebagai sumber kajian pustaka.
Apakah Anda harus membaca dengan tuntas buku referensi? Bila mempunyai banyak waktu sebelum melakukan penelitian maka lebih baik membaca buku tersebut dari awal hingga akhir. Namun bila waktu Anda terbatas, cukup membaca bab atau sub bab yang terkait dengan masalah penelitian Anda, kecuali bila penulis buku menyebutkan pentingnya membaca buku tersebut secara urut. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak salah mengerti dan pembaca memiliki gambaran yang utuh.
Setiap kutipan yang diambil dari berbagai referensi, Anda wajib mencantumkan sumbernya. Berikut diberikan contoh menuliskan sumber kutipan:
Menurut Suharsimi Arikunto (2008) penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal yang statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan.
Penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal yang statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan (Suharsimi A, 2008)
Adapula yang mencantumkan halaman buku dimana pernyataan yang dikutip tersebut berada, contohnya sebagai berikut.
Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 7) penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal yang statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan.
Penelitian tindakan sifatnya bukan menyangkut hal-hal yang statis, tetapi dinamis, yaitu adanya perubahan (Suharsimi A, 2008: 7)
Alternatif aturan menuliskan sumber kajian pustaka pada bagian Daftar Pustaka adalah sebagai berikut.
a. Daftar disusun secara alfabetis naik.
b. Sumber dari buku ditulis dengan urutan:
Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku (ditulis miring/italic). Kota terbit: nama penerbit.
Contoh:
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press.
Arends, R.I. 2001. Diskusi Kelas (terjemahan oleh Budi Paramita). Surabaya:Penerbit UNESA.

c. Sumber dari jurnal ditulis dengan urutan:
Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul tulisan (dalam tanda kutip). Nama jurnal (ditulis miring/italic). Edisi jurnal, nomor jurnal, halaman jurnal.
Contoh:
Stoll, l. & Fink, D. 1992. “Effecting School Change: the Halton Approach”. School effectiveness and school improvement: an international Journal of Research, Policy and Practice. Vol 3, No. 1, pp. 19-41.
d. Sumber dari internet ditulis dengan urutan: Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit/launching. Judul tulisan (ditulis miring/italic). Alamat website. diakses pada tanggal atau bulan dan tahun akses.
Contoh:
Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD (versi elektronik). http://p4tkmatematika.org/tag/ptk-sd/. diakses pada tanggal 1 Maret 2010.
e. Sumber dari makalah ditulis dengan urutan: Nama penulis (tanpa gelar). Tahun.
Judul makalah (ditulis miring/italic). Makalah pada kegiatan seminar (sebut nama kegiatan), nama penyelenggara/institusi pelaksana, tanggal pelaksanaan seminar.
Contoh:
Gunawan. 2005. Mari ber-PTK. Makalah pada Seminar Peningkatan Mutu Perkuliahan, Universitas Negeri Yogyakarta, 22 Desember 2005 dalam rangka Hibah A2.
Suwarsih Madya. 1999. Rencana Penelitian Tindakan. Makalah disampaikan dalam Penataran Guru, Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
f. Sumber dari koran/majalah ditulis dengan urutan: Nama penulis (tanpa gelar).
Tahun terbit. Judul kolom/rubrik (ditulis miring/italic). dalam nama koran/majalah/buletin. Edisi dan tanggal terbit. Halaman. Kota penerbit: nama penerbit.
Contoh:
Sri Wardhani. 2008. Apakah Desain Indikator Anda sudah tepat?. dalam buletin LIMAS edisi nomor 35 Juni 2008. Halaman 24-25. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Aturan tersebut di atas merupakan alternatif, karena dalam penulisan daftar pustaka terdapat beberapa versi.


3.      MERANCANG METODE PENELITIAN

Bagian akhir dari suatu proposal PTK adalah Metode Penelitian. Bagian ini menggambarkan rencana teknis PTK Anda. Umumnya bagian Metode Penelitian menjelaskan tentang siapa, dimana, kapan dan bagaimana. Siapa subjek yang akan diteliti atau yang akan dikenai tindakan. Dimana penelitian tesebut akan dilaksanakan dan kapan pelaksanaannya. Bagaimana teknis penelitian akan dilakukan. Teknis penelitian meliputi bagaimana rencana tindakan penelitiannya, seperti apa teknik pengambilan datanya, bagaimana cara menganalisis data tersebut.
Penelitian dengan tindakan mengandung kegiatan yang bersiklus. Hal yang dapat direncanakan hanyalah untuk siklus pertama, sedangkan rencana tindakan untuk siklus kedua dan seterusnya dirancang berdasarkan hasil refleksi. Oleh karena itu, proposal PTK berisi rencana awal yang sifatnya tentatif dan terus berkembang.
Rencana tindakan pada proposal PTK bukanlah rencana yang merupakan skenario untuk setiap siklus. Berbeda dengan laporan PTK yang merupakan paparan dari kegiatan PTK yang telah dilaksanakan. Dalam laporan PTK, Anda harus menjelaskan tindakan yang dilakukan pada masing-masing siklus PTK.

1. Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Apa isi komponen pada bagian Metode Penelitian? Bagaimana cara mengisi komponen-komponen tersebut? Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita ingat kembali dasar pemikiran dari sebuah penelitian tindakan. Hal ini perlu kita pahami sebagai pedoman dalam menyusun bab Metode Penelitian.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Penelitian tindakan lebih berorientasi pada proses perbaikan yang terjadi dan tidak sekedar berorientasi pada hasil atau dampak yang ditimbulkan dari tindakan yang diberikan.
PTK merupakan penelitian yang sifatnya natural. Guru yang mengajar saat pelaksanaan tindakan tetap guru yang bersangkutan seperti biasa, yang berubah hanya inovasi dalam pembelajarannya.
PTK dapat dilakukan dengan cara kolaboratif dan partisipatif. Model ini sesuai dengan PTK model BERMUTU. Guru berkolaborasi dengan teman sejawatnya untuk melakukan PTK dengan menerapkan teknik-teknik lesson study dalam pelaksanaannya.


2. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Setting Penelitian berisi karakteristik lokasi, karakteristik subyek penelitian, dan karakteristik mata pelajaran. Anda menyebutkan siapa yang akan diteliti atau siapa yang menjadi target rencana tindakan, dimana lokasi penelitian dan kapan rencana pelaksanaannya. Anda juga dapat menjelaskan gambaran siswa di kelas yang menjadi setting dari case study yang diangkat untuk PTK.

3. Data dan sumber data
Siapa atau apa yang dapat dijadikan sumber data? mengingat tujuan PTK adalah perbaikan dalam kualitas pembelajaran di kelas, tentu sumber data yang akurat berada dalam lingkungan kelas itu sendiri. Utamanya adalah siswa, kemudian dokumen hasil belajar, buku harian, jurnal pribadi guru seperti case study, foto, laporan pengamatan, hasil angket.
Menentukan siapa atau apa sumber data untuk PTK Anda berdasarkan pada rumusan masalah. Jika rumusan masalah Anda adalah apakah pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari bilangan pecahan? Informasi apa yang Anda perlukan untuk menjawab rumusan masalah tersebut?
Aktif tidaknya siswa selama proses pembelajaran dapat diketahui dari pengamatan, maka sumber data yang tepat adalah catatan guru dan laporan pengamatan. Tentunya kurang relevan bila untuk mengetahui keaktifan siswa hanya dilihat dari data presensi siswa. Bila informasi dari catatan guru dirasa masih kurang misalnya karena Anda membutuhkan informasi dari siswa sendiri, Anda dapat menambahkan informasi dari wawancara kepada siswa.
Contoh lain, bila rumusan masalah Anda terkait dengan kompetensi siswa misalnya penguasaan konsep bilangan pecahan atau prestasi belajar bilangan pecahan, maka sumber data yang tepat disamping siswa itu sendiri juga data nilai hasil belajar siswa, dokumen portofolio siswa, atau hasil kerja siswa pada LKS, PR, dan sebagainya. Bila rumusan masalah Anda terkait dengan kemampuan mengingat tentu Anda tidak cukup mengumpulkan informasi dari hasil tes saja, Anda perlu melakukan wawancara kepada siswa.
Berdasarkan beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa bila masalah penelitian terkait dengan obyek yang abstrak yaitu obyek yang ada dalam pikiran maupun perasaan siswa seperti minat, daya ingat, keterampilan berpikir, pendapat dan sebagainya maka sumber data yang akurat adalah siswa yang bersangkutan. Mengapa demikian? Karena informasi tentang obyek abstrak tadi sulit diketahui dari pengamatan. Bila masalah penelitian terkait dengan performa atau kinerja yaitu obyek yang dapat ditangkap dari luar atau berupa perilaku, maka sumber data yang tepat adalah catatan guru, lembar pengamatan. Demikian seterusnya, berbagai pertimbangan dapat Anda lakukan guna menentukan sumber data yang tepat.
Sumber data penelitian hendaknya memadai yaitu tidak hanya berasal dari satu sumber dan hendaknya ditinjau dari berbagai perspektif. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh informasi yang lengkap sebagai dasar membuat keputusan tindakan. Peneliti dapat memilah-milah mana sumber data utama dan mana sebagai sumber data pendukung.
Jenis data dalam penelitian dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Sederhananya, data kuantitatif tentu berupa angka-angka seperti nilai hasil belajar, sedangkan data kualitatif berupa kata-kata seperti catatan pribadi guru, hasil observasi, hasil wawancara.

4. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Seperti apa instrumen tersebut? Bentuk instrumen apa yang tepat untuk masalah penelitian Anda? Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data memiliki peran yang sangat penting dalam proses penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian Anda ditentukan oleh data yang terjaring melalui instrumen penelitian. Bentuk instrumen penelitian yang harus Anda buat ditentukan oleh jenis teknik pengambilan datanya. Oleh karena itu, teknik pengambilan data yang Anda pilih harus dapat mencapai tujuan pengumpulan data yaitu untuk menjawab rumusan masalah. Jenis teknik pengambilan data dan instrumen penelitian yang bersesuaian dengan tujuan pengumpulan data.
Bentuk Instrumen Penelitian
TUJUAN
TEKNIK PENGAMBILAN DATA
CONTOH INSTRUMEN PENELITIAN
Mengukur pengetahuan/ketrampilan
Tes
§  Tes berbentuk pilihan ganda
§  Tes berbentuk uraian/essay
§  Kuis
§  Lembar kerja siswa
§  Lembar tugas siswa
§  Pekerjaan rumah
Mengetahui pendapat
Angket/kuesioner
Wawancara
§  Lembar angket/kuesioner
§  Pedoman wawancara
Menilai performa kinerja
Observasi
§  Lembar observasi/pengamatan
§  Unjuk kerja
§  Catatan lapangan

Pemilihan teknik pengambilan data ditentukan berdasarkan sumber data penelitian Anda. Misal pada contoh masalah penelitian meningkatkan keaktifan siswa, sumber data yang relevan adalah dari siswa melalui pengamatan atau catatan guru selama pembelajaran dan wawancara kepada siswa. Teknik pengambilan datanya menggunakan observasi dan wawancara. Contoh masalah penelitian meningkatkan minat belajar, sumber data yang relevan adalah dari siswa melalui performa dan pendapatnya. Maka, teknik pengambilan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan angket. Contoh masalah penelitian meningkatkan penguasaan konsep bilangan pecahan atau meningkatkan prestasi belajar bilangan pecahan, sumber data yang relevan adalah siswa yang dapat dilihat dari performa tertulis maupun verbal. Teknik pengambilan datanya menggunakan tes hasil belajar, hasil kerja dalam LKS, PR, dan wawancara.
Suatu PTK memerlukan instrumen penelitian yang dapat mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran dan tidak hanya mengenai hasil pembelajaran. Instrumen yang dibuat hendaknya dapat menangkap informasi mengenai terjadinya perubahan, perbaikan, atau peningkatan dalam proses pembelajaran dan bukan hanya informasi mengenai hasil dari intervensi yang telah dilakukan guru. Oleh karena itu, tidak cukup hanya menggunakan tes sebagai alat pengumpul data dalam PTK. Berikut ini pembahasan mengenai teknik pengumpulan data dan bentuk instrumen yang berorientasi pada proses.

a. Peneliti
Peneliti adalah pengumpul data utama. Selain itu peneliti juga berperan sebagai perencana, pelaksana, penganalisis, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian.

b. Observasi dan Catatan Lapangan
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek yang difokuskan pada perilaku tertentu. Contohnya observasi keaktifan siswa; yang diamati adalah perilaku yang memenuhi indikator aktif dalam pembelajaran. Seorang pengamat atau obsever haruslah menguasai bidang ilmu yang melandasi fenomena yang diamati. Misalnya, observer dalam kegiatan pembelajaran tentang konsep bilangan pecahan di SD, maka observer harus menguasai konsep bilangan pecahan dan menguasai strategi pembelajaran di SD. Hal ini penting karena penilaian observer pada saat mengamati sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Bagaimana seorang observer dapat menilai pembelajaran berjalan dengan baik dan tidak ada miskonsepsi bila observer itu sendiri tidak paham konsep yang sedang diajarkan?

Tips Mengadakan Observasi
  • Menguasai pengetahuan tentang fenomena yang akan diamati
  • Memahami tujuan dilakukannya observasi
  • Menyiapkan lembar observasi
  • Melakukan observasi dengan cermat dan bersikap kritis
  • Segera melakukan pencatatan jika menemukan gejala yang diamati sebagai catatan lapangan
  • Melibatkan lebih dari satu observer
  • Menggunakan alat bantu observasi seperti kamera video

c. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab lisan antara pewawancara dan narasumber. Dalam kegiatan wawancara, dimungkinkan bagi pewawancara untuk memperhatikan ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi suara dari nara sumber yang diwawancarainya. Oleh karena itu, wawancara sangat berguna bila peneliti memerlukan informasi yang sifatnya abstrak, seperti keterampilan berpikir siswa, pendapatnya, perasaannya, dan sebagainya. Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan dalam melakukan tanya jawab agar wawancara yang dilakukan dapat terfokus pada sasaran.
Berbeda dengan observasi, untuk melakukan wawancara diperlukan sampel dari subyek penelitian bila subyek penelitian sangat banyak jumlahnya. Misalkan dalam satu kelas terdapat lebih dari 30 siswa, tentu amat sulit dan menghabiskan banyak waktu bila harus mewawancarai semua siswa. Pemilihan sampel yang akan diwawancarai hendaknya representatif atau dapat mewakili kondisi yang ada di kelas. Misalkan wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran konsep bilangan pecahan dengan alat peraga, maka sampel yang diambil harus mewakili siswa yang pandai, siswa yang sedang, dan siswa yang dibawah rata-rata.
Observasi dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, sedangkan wawancara memerlukan waktu khusus diluar kegiatan pembelajaran. Namun demikian, wawancara juga dapat digunakan untuk menangkap informasi mengenai suatu proses, misalnya proses berpikir siswa. Selain itu, melalui wawancara sangat memungkinkan Anda memperoleh informasi secara lebih mendalam sehingga teknik wawancara juga sesuai untuk pengumpulan data PTK.

Tips Mengadakan Wawancara
  • Menguasai pengetahuan tentang topik pembicaraan dalam wawancara
  • Memahami tujuan dilakukannya wawancara dan tetap fokus pada tujuan tersebut
  • Membuat daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara
  • Melatih kemahiran mengajukan pertanyaan
  • Memanfaatkan alat bantu rekam seperti tape recorder atau kamera video

d. Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk diisi oleh responden. Responden dalam PTK adalah siswa atau pihak lain yang mungkin terlibat dalam penelitian sebagai sumber data.
Macam angket bisa berupa pertanyaan terbuka sehingga responden leluasa memberikan jawaban. Angket juga bisa berupa pernyataan-pernyataan dimana responden kemudian memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Angket lebih tepat untuk menjaring informasi tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, atau diyakini. Penggunaan angket juga memerlukan waktu khusus diluar kegiatan pembelajaran, namun angket dapat digunakan untuk menjaring informasi dari banyak responden sekaligus.

5. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang Anda berikan. Contoh indikator keberhasilan untuk penelitian tentang meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, sebagai berikut.
Indikator Keberhasilan
TUJUAN
TEKNIK PENGAMBILAN DATA
CONTOH INSTRUMEN PENELITIAN
Mengukur pengetahuan/ketrampilan
Tes
§  Tes berbentuk pilihan ganda
§  Tes berbentuk uraian/essay
§  Kuis
§  Lembar kerja siswa
§  Lembar tugas siswa
§  Pekerjaan rumah
Mengetahui pendapat
Angket/kuesioner
Wawancara
§  Lembar angket/kuesioner
§  Pedoman wawancara
Menilai performa kinerja
Observasi
§  Lembar observasi/pengamatan
§  Unjuk kerja
§  Catatan lapangan

Dalam proposal Anda sebutkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil bila: secara umum kemampuan dan kemauan siswa untuk bertanya meningkat minimal 10% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk menjawab pertanyaan meningkat minimal 10% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk mengajukan usul meningkat minimal 5% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk aktif berdiskusi meningkat minimal 20% pada setiap pertemuan.
Indikator keberhasilan disusun berdasarkan pengalaman yang telah lalu dan kondisi akhir yang diinginkan yaitu perbaikan/peningkatan, serta dalam menentukan target dipertimbangkan kemampuan siswa untuk mencapainya sehingga realistis dan tidak muluk-muluk.

6. Teknik analisis data
Bila data Anda berupa data kuantitatif, maka analisis datanya menggunakan statistika sederhana seperti menghitung rata-rata, modus, simpangan baku, peningkatan skor, atau prosentase. Bila data Anda berupa data kualitatif maka analisis data dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif.
Teknik analisis data kualitatif dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) yaitu dengan cara reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Reduksi data
Reduksi data dilakukan dengan memilah-milah data yang terkumpul. Data yang diambil adalah yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan reduksi data agar data lebih terarah dan lebih mudah dikelola.



b. Penyajian data
Data yang telah dipilah-pilah sesuai tujuan penelitian kemudian disajikan ke dalam tabel. Semua data yang terkumpul mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi diatur kedalam tabel agar mempermudah dalam membaca data.
c. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan dengan cara triangulasi data yaitu membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi dengan hasil wawancara, kemudian dibandingkan dengan hasil angket atau dibandingkan dengan sumber data lainnya. Tujuannya untuk mengecek apakah informasi dari data yang terkumpul tersebut akurat. Misalnya dari hasil observasi diketahui siswa belum seluruhnya aktif, informasi ini kemudian dicek silang dengan hasil wawancara beberapa siswa. Hal ini untuk memastikan keakuratan data yang diperoleh apakah betul siswa belum seluruhnya aktif dalam pembelajaran.
d. Penarikan simpulan
Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan hasil dari semua data yang telah diperoleh.

7. Tahap/Siklus penelitian
Untuk menjelaskan tahap I siklus penelitian, deskripsikan apa saja yang dilakukan pada setiap tahap PTK, yaitu
  • Perencanaan (planning), berisi penjelasan tentang bagaimana melakukan identifikasi, merumuskan masalah, menganalisis masalah, dan mengembangkan intervensi.
  • Tindakan (acting), berisi penjelasan tentang bagaimana rencana tindakan untuk siklus pertama. Mengenai rencana tindakan tentunya sudah dipersiapkan setelah identifikasi masalah dan sebelum menuliskan proposal ptk, sehingga anda tinggal menuangkan ide-ide tersebut secara tertulis.
  • Pengamatan (observing), berisi penjelasan tentang bagaimana kegiatan pengamatan dilakukan. Misalnya pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara akurat untuk melihat kelebihan dan kelemahan teman yang melakukan pembelajaran dan bagaimana menganalisisnya.
  • Refleksi (reflecting), berisi penjelasan tentang bagaimana mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran baik pada siswa, suasana kelas maupun guru pelaku pembelajaran dalam kegiatan refleksi. Anda dapat menerapkan teknik-teknik lesson study misalnya dengan melakukan kegiatan pembelajaran dalam open class, dan seterusnya.
8. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal penelitian berisi penjelasan tahap kegiatan yang akan dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian beserta lamanya waktu pelaksanaan. Umumnya tertuang dalam bentuk matriks seperti contoh berikut.

Contoh Jadwal Pelaksanaan
No
Kegiatan
Januari
Februari
Bulan berikutnya
1
Menyusun proposal












2
Menyusun instrumen












3
Menyusun RPP












4
Menvalidasi instrumen












5
Merancang pembelajaran












6
Melaksanakan pembelajaran dan refleksi












7
Penyusunan laporan












8
Seminar hasil penelitian












9
Pelaporan hasil penelitian













9. Prakiraan biaya
Berikut adalah alternatif acuan dalam menyusun prakiraan biaya. Alokasi biaya disusun berdasarkan pos-pos kegiatan dan volume pekerjaan pada masing-masing tahap kegiatan. Tahap kegiatan pada penelitian adalah persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Anda kemudian menjabarkan secara rinci pekerjaan yang harus dilakukan pada masing-masing tahap diikuti dengan perkiraan biayanya.
Alokasi biaya disusun berdasarkan kebutuhan yaitu biaya untuk honorarium tim peneliti; biaya untuk pengadaan bahan dan alat penelitian seperti alat peraga, kertas, dan lain-lain; biaya untuk perjalanan seperti sewa kendaraan, konsumsi, akomodasi; biaya untuk menyusun laporan penelitian; biaya untuk seminar (bila hasil penelitian tersebut akan disebarluaskan); biaya lain-lain untuk hal-hal yang tidak terduga.
Rangkuman dari alternatif rancangan bagian Metode Penelitian untuk PTK Bu Guru adalah sebagai berikut; Meningkatkan keaktifan mempelajari materi mengubah pecahan biasa menjadi persen dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.


A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD..X..(.sebutkan nama sekolah tersebut ) Kecamatan....Y...Kabupaten...Z...(nama kecamatan dan kabupaten tempat sekolah berada).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD..X..(.sebutkan nama sekolah tersebut ) Kecamatan...Y.....Kabupaten...Z...(nama kecamatan dan kabupaten tempat sekolah berada) pada bulan Januari 2010.
C. Data dan Sumber data
Untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sumber datanya adalah catatan guru, laporan pengamatan, dan wawancara. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif.
D. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar pengamatan dan pedoman wawancara
E. Indikator Keberhasilan
Tindakan perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil bila: secara umum kemampuan dan kemauan siswa untuk bertanya meningkat minimal 10% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk menjawab pertanyaan meningkat minimal 10% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk mengajukan usul meningkat minimal 5% pada setiap pertemuan; kemampuan dan kemauan siswa untuk aktif berdiskusi meningkat minimal 20% pada setiap pertemuan.
F. Teknik analisis data
Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan rumus berikut.
dan penafsirannya mengacu pada tabel Contoh Kualifikasi Hasil Observasi. Hasil pengamatan diverifikasi dengan catatan guru dan hasil wawancara.
G. Tahap/Siklus penelitian (Tahap-tahap PTK untuk dideskripsikan)
  • Perencanaan
  • Tindakan
  • Pengamatan
  • Refleksi
H. Jadwal Pelaksanaan (lihat tabel Contoh Jadwal Pelaksanaan)
I. Prakiraan biaya (biaya pengeluaran untuk dirinci dengan nominalnya).

Proposal PTK bermanfaat sebagai pedoman tertulis bagi guru yang akan melakukan penelitian. Modal dasar untuk menyusun proposal PTK adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Proposal yang komunikatif adalah proposal yang mudah dipahami isinya oleh orang lain.
Alur berpikir dalam menyusun proposal haruslah logis dan sistematis. Gagasan masalah yang dirumuskan dari case study menjiwai isi proposal PTK, sehingga intisari isi proposal adalah gagasan masalah yang akan diselesaikan, rencana pemecahan masalahnya, dan alasan tentang pentingnya masalah itu untuk diselesaikan.
Bagian utama proposal PTK terdiri atas Pendahuluan, Kajian Pustaka, dan Metode Penelitian. Pendahuluan umumnya terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan ada yang menambahkan Identifikasi Masalah (diletakkan sebelum rumusan masalah) dan Definisi Operasional. Bagian Kajian Pustaka umumnya berisi Landasan Teori, Penelitian yang Relevan, Kerangka Pikir, dan Hipotesis Tindakan. Komponen pada Metode Penelitian umumnya terdiri atas Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Desain Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Jadwal Pelaksanaan penelitian dan Indikator Keberhasilan.

4. PROPOSAL PENELITIAN (versi lain)

Menyusun proposal (rencana) penelitian dapat diibaratkan seperti membuat suatu barang untuk dijual. Artinya, laku atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada mutu barang itu dan kelihaian kita dalam menawarkan barang tersebut. Apalagi kalau barang tersebut merupakan hal baru dan yang dibutuhkan oleh masyarakat, konsumen tentu akan tertarik untuk membelinya.

Bahwa hanya rencana penelitian yang bermutu ilmiah dan mempunyai kegunaan tinggilah yang akan diterima oleh masyarakat ilmiah. Apalagi bila rencana penelitian itu dapat menjanjikan hasil penemuan baru yang sangat berguna, baik ditinjau dari segi kepentingan praktis maupun dari aspek ilmu pengetahuan.
Cara penawaran yang menarik juga sangat penting. Dalam arti, bahwa si pembuat rencana penelitian harus dapat meyakinkan pihak yang akan menyetujui rencana penelitian tersebut.
Untuk itu dibutuhkan penguasaan ilmu yang memadai, tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Kekecewaan karena rencana penelitiannya ditolak, sering dialami peneliti yang mem­buat rencana penelitiannya secara terburu-buru. Penolakan ini biasanya bersumber pada penguasaan materi yang kurang mendalam, karena si peneliti kurang banyak membaca.
Berbagai komentar yang muncul , misalnya :
§  penelitian sudah pernah diteliti orang,
§  kurang ada manfaatnya,
§  kurang bobot ilmiahnya, dan
§  penelitian bersifat mencoba-coba saja.

Dalam hal seperti ini kegemaran membaca pustaka ilmiah, terutama yang memuat hasil-hasil penelitian seperti : journal, bulletin dan laporan-laporan hasil penelitian yang lain, merupakan kegiatan yang mutlak diperlukan bagi seorang peneliti.

Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab- bab :
(1)         Pendahuluan,
(2)         Tinjauan Pustaka,
(3)         Perumusan Hipotesis,
(4)         Metode Penelitian.

Bagian lainnya seperti:
§  Halaman judul penelitian,
§  Halaman persetujuan,
§  Kata Pengantar,
§  Daftar Pustaka dan
§  Lampiran.
 

Bab  Pendahuluan


Bab ini biasanya terdiri dari :
(a)          Latar Belakang
(b)         Perumusan permasalahan,
(c)          Tujuan Penelitian.

Prinsip singkat tetapi jelas berlaku di sini.
Singkat, artinya janganlah menulis hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.
Jelas, dalam arti jangan sampai terlewatkan hal-hal yang seharusnya ditulis guna kejelasan dari tulisan itu sendiri.

 

Formulasi permasalahan


Penelitian berpangkal dari suatu pertanyaan dari suatu permasalahan yang muncul dari benak peneliti karena "ketidak-tahuan" mengenai suatu fenomena atau gejala.
Misalnya:
Apa yang menyebabkan meningkatnya kriminalitas / kenakalan remaja ?
Mengapa produksi pertanian (dapat juga menyebut salah satu komoditi, misalnya harga gula) tidak mampu bersaing di pasaran dunia?
Jawabannya dapat bersifat teknik, sosial atau ekonomis.

Stimuli penelitian dapat datang dari berbegai sumber: pengamatan, bacaan baik dari buku ataupun sumber-sumber lain misalnya pertemuan ilmiah.
Stimuli penelitian di perguruan tinggi juga dapat juga berasal dari pesanan dari pembuat kebijaksanaan (policy makers) mengenai suatu permasalahan tertentu yang dihadapi mereka.
Seorang mahasiswa yg memulai penelitiannya seringkali menyatakan permasalahan penelitian dengan mengemukakan judul penelitian. Ketika ditanya apa permasalahan penelitian, seringkali tidak dapat menyatakan permasalahan penelitian.
 Permasalahan penelitian merupakan justifikasi / alasan mengapa penelitian tertentu perlu dilakukan.
Justifikasi tergantung pada pentingnya permasalahan, sedangkan pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari pelbagai aspek.
Problematik penelitian hendaknya juga mencakup bukan hanya "What" tetapi juga dapat mencakup "whom", "where", and "when".
Pertanyaan atau permasalahan penelitian  yang lebih spesifik akan lebih baik karena dapat mengarahkan kegiatan peneltian yang lebih spesifik pula.
Mengapa seringkali sulit dalam formulasi permasalahan ? 
Hal ini dapat terjadi karena kurang menguasai permasalahan dalam bidang itu, atau kekurangan membaca literatur yang sudah ada, disamping pengalaman yang belum cukup dalam bidang penelitian.
Masalah penelitian dapat diperoleh dari dua sumber: dari teori yang sudah ada (ekperimen) dan dari lapangan (survey, pengumpulan data di lapangan setelah dianalisa dan diinterpretasikan harus dikaitkan dengan teori).
Untuk memformulasikan permasalahan seringkali lebih mudah untuk berfikir perbedaan antara "what is" (apa yang terjadi) dan "what should be" (apa yang seharusnya terjadi).     

Permasalahan penelitian yang baik harus memenuhi beberapa syarat:
§  relevan dengan waktu timbulnya permasalahan,
§  berhubungan dengan problematik praktis,
§  dapat mengisi "research gap",
§  memungkinkan genelarisasi,
§  memiliki ketajaman dalam definisi / pembatasan dari konsep-konsep utama,
§  dapat memerbaiki  metoda penelitian bagi peneliti berikutnya.

Tujuan


Tujuan penelitian adalah formulasi apa yang ingin diketahui atau ditentukan dalam melaksanakan penelitian.
Tujuan penelitian bentuk pernyataan, seperti misalnya dengan menggunakan kalimat:
(1). untuk mengetahui . . . . . . .,
(2). untuk memperoleh . . . . .,
(3). …….
(dimaksudkan untuk menyatakan secara spesifik apa yang akan dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil).
               ( ….. PROSES    &  HASIL….. )

 

Kegunaan


Kegunaan penelitian: Manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai. Apakah memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan ataukah berguna untuk menjawab masalah-masalah pembangunan.


Bab Tinjauan Pustaka


Bab ini menguraikan konsepsi dan teori-teori yang relevan dan biasanya diperoleh dari:
  • Buku-buku teks,
  • Bulletin, Prosiding
  • Jurnal, dan
  • Laporan hasil penelitian lain.

Isinya relevan dengan problem yang diteliti dan berasal dari pustaka-pustaka terbaru.
Uraian dalam bab ini harus dapat memberikan landasan ilmiah tentang :
§  Masalah penelitian,
§  Metode yang dipilih (bila perlu), dan
§  Memberikan landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan (diduga) lebih baik daripada perlakuan yang lain atau mengapa suatu variabel diduga berhubungan dengan variabel yang lain.

Hipotesis


Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan “hasil mental” peneliti mengenai fakta-fakta yang diketahuinya atau jawaban sementara mengenai suatu gejala atau hubungan antara dua gejala empiris.

Fungsi hipotesis:
  • sebagai dasar penelitian dan pengamatan / observasi.
  • sebagai alat bantu untuk memperoleh pengetahuan baru, yang pada permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya.

Hipotesis harus didasari suatu landasan teori yang mantap, sehingga dapat terhindar dari hubungan-hubungan palsu.
Teori dapat diangkat menjadi hipotesa, teori tersebut diuji kembali secara empiris dalam suatu lingkungan tertentu. Setelah diuji maka hipotesa tsb dapat mendukung teori atau dapat menolak teori. Oleh karena itu hasil penelitian tidak perlu sesuai dengan hipotesa baik hipotesa yang diangkat dari teori ataupun hasil pengamatan empiris di lapangan.
Hipotesis juga dapat merupakan dugaan atau pendapat sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian.
Tidak semua penelitian bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis, tetapi untuk penelitian yang bersifat eksperimental pada dasarnya memang bertujuan demikian.
HIPOTESIS bila dipandang perlu dapat dihilangkan (tidak ditulis), yaitu apabila dalam perumusan tujuan penelitian penulis sudah menyajikan dalam bentuk kalimat yang sangat jelas dalam arti dapat memberi petunjuk tentang pengujian hasil penelitian.
Hipotesis disajikan dalam kalimat pernyataan, sedangkan tujuan penelitian disajikan dalam kalimat pertanyaan.

Metode Penelitian


Dalam bab ini peneliti menjelaskan seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian. Tidak hanya variabel bebas dan variabel tergantung saja, tetapi juga variabel variabel lain yang menentukan keberlakuan hasil penelitian.
Untuk bidang AGROKOMPLEKS identifikasi dan definisi variabel-variabel ini menjadi penting, terutama bila penelitian dilaksanakan di lapangan dan bersifat inter-temporer.
Bab Metode Penelitian dapat berisi a.l. :
§  Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Tidak semua penelitian perlu dijelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaannya.
  • Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, terutama tentang spesifikasi alat dan bahan tersebut
  • Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya,
  • Pelaksanaan penelitian, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap,
  • Pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengamatan penelitian serta dapat menunjang apa saja yang perlu dikumpulkan.
  • Analisis data dan interpretasinya.

DESKRIPSI PROPOSAL PENELITIAN (DP4M, DIKTI)

1. Judul Penelitian
Hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk memberi gambaran mengenai penelitian yang direncanakan.
Contoh:  ………………….. ?

2. Pendahuluan
  • Penelitian dilakukan untuk menjawab keingin-tahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan.
  • Kemukakan hal-hal yang mendorong, atau argumentasi pentingnya dilakukannya penelitian.
  • Uraikan  proses dalam meng identifikasikan masalah penelitian

3. Perumusan Masalah
  • Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti.
  • Uraikan pendekatan atau konsep  untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan. 
  • Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan  definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan

4. Tinjauan Pustaka
  • Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah.
  • Uraikan dengan jelas  kajian pustaka  yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan. 
  • Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan  bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan landasan  untuk melakukan penelitian. 
  • Uraian dalam tinjaun pustaka  dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
  • Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.

5.  Tujuan Penelitian
Penelitian dapat bertujuan  untuk
  • menjajagi,
  • menguraikan,
  • menerangkan,
  • membuktikan,
  • menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan atau membuat suatu prototipe.

6.  Kontribusi Hasil Penelitian
Uraian  kontribusi penelitian dalam:
  • Penemuan ilmu pengetahuan,
  • Pengembangan teknologi,
  • Pemecahan masalah pembangunan,
  • Pengembangan kelembagaan

7. Metode Penelitian

Uraian metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci.
Uraian dapat meliputi: 
  • variabel penelitian,
  • model yang digunakan,
  • rancangan penelitian,
  • teknik pengumpulan data,
  • analisis data, dan
  • cara interpretasi/ penafsiran hasil. 

Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan: 
  • pendekatan yang digunakan, 
  • proses pengumpulan data & informasi
  • analisis data & informasi,
  • proses penafsiran dan
  • penyimpulan hasil penelitian.

8.           Jadwal Pelaksanaan
  • Jadwal Kegiatan penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian, dalam bentuk bar-chart.
  • Bar chart ini memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian.
  • Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian. 
  • Untuk penelitian  multiyear, keterkaitan antara tahapan yang satu dengan tahapan selanjutnya harus jelas (bersifat serial dan/atau bukan paralel).

9. Daftar Pustaka
§  Dalam penyusunan Daftar Pustaka dianjurkan, untuk menggunakan Buku Pedoman tentang itu.
§  Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks.
§  Dengan menggunakan pedoman tertentu tidak hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.

10. Lampiran
Apabila penyajian tabel, grafik, gambar dan foto dalam teks dipandang akan mengganggu kontinuitas jalannya pembahasan, sebaiknya disajikan dalam Lampiran. Lampiran harus  berhubungan  dengan pembahasan.

KRITERIA PENILAIAN USUL PENELITIAN
No
Kriteria Penilaian
Acuan Penilaian
Hasil Penilaian kelemahan proposal penelitian
1
Perumusan masalah
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian


§  Perumusan masalah lemah, kurang mengarah.
§  Tujuan penelitian tidak jelas

2
Kontribusi hasil
Penelitian
Kontribusi hasil pene itian pada:
-Pengembangan IPTEK
-Menunjang pemba
  ngunan
Kontribusi hasil penelitian pada pengembangan IPTEKS, pembangunan, pengembangan kelembagaan tidak jelas
3
Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka
Daftar pustaka
Bahan kepustakaan:
§  Kurang menunjang penelitian,
§  Pustaka tidak relevan, Kurang mutakhir,
§  Bukan hasil penelitian

4
Metode penelitian
Metode penelitian
Metode penelitian:
§  Kurang dirinci,
§  Sehingga langkah penelitian yang akan dilakukan tidak jelas

5
Kelayakan penelitian
Jadwal penelitian
Personalia
Perkiraan biaya
Kelayakan penelitian kurang, ditinjau dari:
  • Personalia,
  • Jadwal,
  • Perkiraan biaya
  • Sarana pendukung

6.
Perkiraan biaya
Rincian Biaya
Anggaran biaya yang diajukan kurang rinci, atau dinilai terlalu tinggi

7
Adminis trasi
Format usulan
Usulan belum mengikuti format yang ditentukan

8
Lain-lain

Lain-lain (masalah sudah banyak diteliti, permasalahan kurang relevan dengan bidang studi peneliti, dll).







1 komentar: